Intip Spesifikasi Rudal Fattah Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

Kamis, 03 Oktober 2024 - 08:45 WIB
Iran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan. Foto/Ist
JAKARTA - Iran meluncurkan ratusan rudal ke wilayah Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Serangan itu di antaranya menggunakan rudal Fattah dengan ukuran cukup besar. Hasilnya, serangan tersebut berhasil menembus sistem pertahanan udara Iron Dome dan mengenai target.

Melansir berbagai sumber, Iran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan, menurut laporan tahun 2021 dari Proyek Ancaman Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Tidak diketahui jumlah pasti rudal balistik yang dimiliki Iran. Tapi Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie mengatakan kepada Kongres pada 2023, bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik.

Lintasan rudal balistik membawanya ke luar atau mendekati batas atmosfer Bumi, sebelum muatan hulu ledak terpisah dari roket yang membawanya ke atas dan jatuh kembali ke atmosfer dan ke sasarannya.





Rudal balistik dapat meluncur ke luar atau mendekati batas atmosfer Bumi, sebelum muatan hulu ledak terpisah dari roket yang membawanya ke atas dan jatuh kembali ke atmosfer dan ke sasarannya.

Para ahli senjata yang menganalisis video mengatakan Iran menggunakan rudal balistrik Shahab-3 dalam serangan terbaru terhadap Israel. Rudal ini dikatakan Missile Threat Project mulai beroperasi pada 2003, dapat membawa hulu ledak seberat 760 hingga 1.200 kilogram.

Namun, Media Iran melaporkan serangan terbaru Iran menggunakan rudal jenis baru, yakni Fattah-1. Teheran menggambarkan Fattah-1 sebagai rudal hipersonik, yang berarti rudal tersebut melaju dengan kecepatan Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 6.100 km/jam).



Istilah hipersonik sering digunakan merujuk pada kendaraan luncur berkecepatan tinggi dan rudal jelajah hipersonik, senjata canggih yang dapat bermanuver dengan kecepatan hipersonik di dalam atmosfer Bumi. Hal ini membuat senjata semacam itu sangat sulit ditembak jatuh.

Fabian Hinz, peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis, yang menulis tentang subjek tersebut tahun lalu, mengatakan Fattah-1 memiliki hulu ledak pada platform masuk kembali ke bumi yang dapat bermanuver. Ini memungkinkannya melakukan penyesuaian untuk menghindari pertahanan rudal selama menuju target.
(msf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More