Benarkah Harimau Jawa Belum Punah? Simak Penjelasannya
Sabtu, 02 November 2024 - 20:00 WIB
Mengutip laman resmi BRIN, laporan tersebut didasarkan pada penemuan sehelai rambut yang diduga milik harimau Jawa di pagar pembatas kebun warga di Desa Cipeundeuy, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Wirdateti menyebut penemuan rambut itu didapat oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau Jawa pada malam hari 19 Agustus 2019. Setelah penemuan itu, dilakukan serangkaian analisis DNA komprehensif.
Menariknya, Wirdateti dan tim mendapat kesimpulan bahwa sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa. Jenisnya termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.
Ia melanjutkan bahwa analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Wirdateti menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol yang dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut terkait.
Selain rambut, dari lokasi ternyata ditemukan juga bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan peneliti guna melakukan observasi lanjutan.
Nah, untuk jawaban mengenai pertanyaan “apakah harimau Jawa masih ada di alam liar?”, Wirdateti mengungkap hal-hal demikian masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.
Singkatnya, meski ada beberapa laporan penampakan harimau Jawa dalam beberapa tahun ke belakang, belum ada bukti foto atau video yang konklusif tentang keberadaannya. Maka dari itu, para peneliti wajib terus melakukan upaya strategis guna membuktikan keberadaan harimau Jawa yangmasiheksis.
Wirdateti menyebut penemuan rambut itu didapat oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau Jawa pada malam hari 19 Agustus 2019. Setelah penemuan itu, dilakukan serangkaian analisis DNA komprehensif.
Menariknya, Wirdateti dan tim mendapat kesimpulan bahwa sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa. Jenisnya termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.
Ia melanjutkan bahwa analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Wirdateti menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol yang dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut terkait.
Selain rambut, dari lokasi ternyata ditemukan juga bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan peneliti guna melakukan observasi lanjutan.
Nah, untuk jawaban mengenai pertanyaan “apakah harimau Jawa masih ada di alam liar?”, Wirdateti mengungkap hal-hal demikian masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.
Singkatnya, meski ada beberapa laporan penampakan harimau Jawa dalam beberapa tahun ke belakang, belum ada bukti foto atau video yang konklusif tentang keberadaannya. Maka dari itu, para peneliti wajib terus melakukan upaya strategis guna membuktikan keberadaan harimau Jawa yangmasiheksis.
(dan)
tulis komentar anda