Tantang Dominasi Barat, China Kenalkan Jet Tempur Generasi ke-6 'Kaisar Putih'
Rabu, 13 November 2024 - 14:19 WIB
Laporan mengindikasikan bahwa model uji pesawat tempur masa depan ini kemungkinan akan siap pada tahun depan. Versi finalnya diharapkan mencapai kecepatan tertinggi Mach 6, atau enam kali kecepatan suara.
Kendati demikian, para pengamat militer tetap berhati-hati mencatat bahwa meskipun Baidi merupakan konsep yang menarik, kemampuan sebenarnya dan pengembangan masa depannya masih belum pasti.
Terlepas dari ketidakpastian tersebut, dipamerkannya Baidi menandai sebuah langkah dalam upaya berkelanjutan China untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam teknologi kedirgantaraan dan inovasi militer.
Persaingan untuk mengembangkan pesawat generasi keenam telah mencapai puncaknya, dengan beberapa negara berlomba-lomba untuk membangun dominasi di era baru teknologi penerbangan ini. Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) juga tengah mengembangkan pesawat tempur generasi terbaru di bawah program Next Generation Air Dominance (NGAD), Prancis-Jerman dengan program Future Air Combat System (FCAS), dan Inggris-Jepang-Italia dengan proyek Global Combat Air Programme (GCAP).
Di tengah riuhnya adu teknologi dirgantara tersebut, kriteria pasti untuk pesawat tempur generasi keenam sebetulnya masih belum ditetapkan. Hal ini memberikan ruang untuk fleksibilitas, karena setiap negara dapat menetapkan standar teknologi "generasi keenam" sendiri.
Namun, pesawat tempur generasi berikutnya ini diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik, termasuk penerbangan supersonik berkecepatan tinggi, siluman segala arah, dan integrasi senjata berenergi terarah seperti laser dan sistem gelombang mikro berdaya tinggi, yang semuanya akan membutuhkan tenaga mesin yang lebih besar.
Negara yang pertama kali mengembangkan dan menyebarkan jet tempur semacam itu dapat menjadi tolok ukur bagi masa depan penerbangan militer.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Kendati demikian, para pengamat militer tetap berhati-hati mencatat bahwa meskipun Baidi merupakan konsep yang menarik, kemampuan sebenarnya dan pengembangan masa depannya masih belum pasti.
Terlepas dari ketidakpastian tersebut, dipamerkannya Baidi menandai sebuah langkah dalam upaya berkelanjutan China untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam teknologi kedirgantaraan dan inovasi militer.
Persaingan untuk mengembangkan pesawat generasi keenam telah mencapai puncaknya, dengan beberapa negara berlomba-lomba untuk membangun dominasi di era baru teknologi penerbangan ini. Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) juga tengah mengembangkan pesawat tempur generasi terbaru di bawah program Next Generation Air Dominance (NGAD), Prancis-Jerman dengan program Future Air Combat System (FCAS), dan Inggris-Jepang-Italia dengan proyek Global Combat Air Programme (GCAP).
Di tengah riuhnya adu teknologi dirgantara tersebut, kriteria pasti untuk pesawat tempur generasi keenam sebetulnya masih belum ditetapkan. Hal ini memberikan ruang untuk fleksibilitas, karena setiap negara dapat menetapkan standar teknologi "generasi keenam" sendiri.
Namun, pesawat tempur generasi berikutnya ini diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik, termasuk penerbangan supersonik berkecepatan tinggi, siluman segala arah, dan integrasi senjata berenergi terarah seperti laser dan sistem gelombang mikro berdaya tinggi, yang semuanya akan membutuhkan tenaga mesin yang lebih besar.
Negara yang pertama kali mengembangkan dan menyebarkan jet tempur semacam itu dapat menjadi tolok ukur bagi masa depan penerbangan militer.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(fjo)
tulis komentar anda