Sulap Gurun menjadi Gedung Pencakar Langit, PBB Vonis Arab Saudi Mempercepat Kiamat

Senin, 02 Desember 2024 - 19:47 WIB
"Kami telah kehilangan 40 persen tanah dan lahan kami," kata Thiaw.

"Keamanan global benar-benar dipertaruhkan, dan Anda melihatnya di seluruh dunia. Tidak hanya di Afrika, tidak hanya di Timur Tengah."

Ribuan delegasi telah mendaftar untuk menghadiri pembicaraan COP16 pada 2-13 Desember di Riyadh, termasuk "hampir 100" menteri pemerintah, kata Thiaw.

Acara ini dimulai beberapa hari setelah perundingan iklim COP29 yang terpisah di Azerbaijan berakhir dengan pertentangan, karena janji dana USD300 miliar untuk membantu negara-negara miskin bertransisi ke energi yang lebih bersih dianggap terlalu rendah oleh negara-negara berkembang.

Matthew Archer, asisten profesor di Departemen Studi Masyarakat di Universitas Maastricht dan penulis "Unsustainable: Measurement, Reporting and the Limits of Corporate Sustainability", meremehkan pembicaraan mengenai penggurunan.

Mereka adalah bagian dari "sandiwara COP (yang) sama sekali tidak mampu memfasilitasi jenis tindakan politik yang dapat secara memadai mengatasi krisis sosial-ekologis yang tengah kita hadapi," katanya kepada AFP.

"Saya tidak akan berharap COP16 menghasilkan solusi yang dapat dipertahankan untuk mengatasi penggurunan," imbuh Archer.
(wbs)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More