Canggih, Kecerdasan Buatan Mampu Prediksi Bakal Penyakit
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 10:13 WIB
Para peneliti menilai sistem diagnostik menggunakan teknik mereka pada orang sehat dapat memprediksi osteoartritis tahap awal. Namun penelitian ini baru didasarkan pada kumpulan terbatas yang terdiri atas 86 subjek sehingga model pembelajaran mesin masih membutuhkan lebih banyak subjek.
“Dengan bertambahnya ukuran sampel, teknik pembelajaran mesin menjadi lebih kuat dalam variasi yang mungkin ada dalam suatu populasi,” ungkap tim tersebut. (Baca juga: Uni Eropa Sanksi 40 Pejabat Belarusia)
Penemuan ini akan menjadi langkah penting mengingat belum ada metode yang dapat diandalkan untuk mendeteksi gejala awal osteoartritis. Dengan begitu, terapi dimasa depan dapat dikembangkan untuk mencegah penyebaran penyakit atau menyembuhkan penyakit sebelum bertambah parah.
Penggunaan model AI dalam mendeteksi gejala awal masih membutuhkan banyak penelitian sebelum dapat digunakan dalam pengaturan klinis. Ukuran sampel yang lebih banyak akan melihat berbagai variasi yang tidak biasa. (Lihat videonya: Janda Bolong jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Bisa Mencapai Ratusan Juta)
Para peneliti juga ingin melakukan tes yang membandingkan kondisi kimiawi tulang rawan sebenarnya dengan prediksi model untuk memastikan keakuratannya. Metode yang mereka kembangkan bahkan dapat diadaptasi untuk mendeteksi tahap awal kondisi lain seperti kanker, retinopati, dan demensia. (Fandy)
“Dengan bertambahnya ukuran sampel, teknik pembelajaran mesin menjadi lebih kuat dalam variasi yang mungkin ada dalam suatu populasi,” ungkap tim tersebut. (Baca juga: Uni Eropa Sanksi 40 Pejabat Belarusia)
Penemuan ini akan menjadi langkah penting mengingat belum ada metode yang dapat diandalkan untuk mendeteksi gejala awal osteoartritis. Dengan begitu, terapi dimasa depan dapat dikembangkan untuk mencegah penyebaran penyakit atau menyembuhkan penyakit sebelum bertambah parah.
Penggunaan model AI dalam mendeteksi gejala awal masih membutuhkan banyak penelitian sebelum dapat digunakan dalam pengaturan klinis. Ukuran sampel yang lebih banyak akan melihat berbagai variasi yang tidak biasa. (Lihat videonya: Janda Bolong jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Bisa Mencapai Ratusan Juta)
Para peneliti juga ingin melakukan tes yang membandingkan kondisi kimiawi tulang rawan sebenarnya dengan prediksi model untuk memastikan keakuratannya. Metode yang mereka kembangkan bahkan dapat diadaptasi untuk mendeteksi tahap awal kondisi lain seperti kanker, retinopati, dan demensia. (Fandy)
(ysw)
tulis komentar anda