China Dicurigai Siapkan Tentara Bioteknologi, Israel Kaitkan Yajuj dan Majuj
Jum'at, 25 Desember 2020 - 13:28 WIB
Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe membuat klaim tersebut dalam sebuah editorial surat kabar. Dia menyebut China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini.
(Baca juga : Diperkirakan Sudah Masuk Indonesia, Virus Inggris Bisa Ganggung Vaksinasi Covid-19 )
Dalam editorial WSJ, Ratcliffe menyebut sebelumnya upaya intelijen AS berfokus pada anti-terorisme dan Rusia. Namun belakangan ini AS mengalihkan sumber daya mereka untuk berfokus pada China.
"Kecerdasannya jelas. Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh dunia secara ekonomi, militer dan teknologi. Banyak inisiatif publik China dan perusahaan terkemuka hanya kamuflase dari aktivitas Partai Komunis China," tulis Ratcliffe, seperti diberitakan The Sun.
Dia menyebut intelijen AS menemukan China melakukan pengujian manusia pada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Hal itu dilakukan dengan harapan negara itu mengembangkan tentara dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan secara biologis. Namun ia tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai informasi tersebut.
Beberapa waktu lalu akademisi pernah mengangkat mengenai ambisi China menggunakan modifikasi genetik , untuk meningkatkan kinerja tentara mereka di medan perang. Tahun lalu sebuah makalah penelitian menguraikan rencana China menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan kapasitas militernya.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(Baca juga : Diperkirakan Sudah Masuk Indonesia, Virus Inggris Bisa Ganggung Vaksinasi Covid-19 )
Dalam editorial WSJ, Ratcliffe menyebut sebelumnya upaya intelijen AS berfokus pada anti-terorisme dan Rusia. Namun belakangan ini AS mengalihkan sumber daya mereka untuk berfokus pada China.
"Kecerdasannya jelas. Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh dunia secara ekonomi, militer dan teknologi. Banyak inisiatif publik China dan perusahaan terkemuka hanya kamuflase dari aktivitas Partai Komunis China," tulis Ratcliffe, seperti diberitakan The Sun.
Dia menyebut intelijen AS menemukan China melakukan pengujian manusia pada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Hal itu dilakukan dengan harapan negara itu mengembangkan tentara dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan secara biologis. Namun ia tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai informasi tersebut.
Beberapa waktu lalu akademisi pernah mengangkat mengenai ambisi China menggunakan modifikasi genetik , untuk meningkatkan kinerja tentara mereka di medan perang. Tahun lalu sebuah makalah penelitian menguraikan rencana China menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan kapasitas militernya.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(wbs)
tulis komentar anda