Panduan Cepat Bagaimana Vaksin COVID-19 Digunakan dan Cara Kerjanya

Rabu, 13 Januari 2021 - 23:49 WIB


Perkiraan bervariasi mengenai seberapa baik vaksin melindungi terhadap COVID-19, dan perkiraan resmi belum dikeluarkan. Satu uji klinis di Brasil menunjukkan bahwa vaksin itu sekitar 78% efektif pada satu subkelompok kecil pasien, tetapi pada semua orang, kemanjurannya mungkin mendekati 63%, menurut Estadao, kantor berita Brasil.

Bharat Biotech

Perusahaan India Bharat Biotech, bersama Dewan Riset Medis India dan Institut Virologi Nasional mengembangkan vaksin dari virus korona yang tidak aktif, yang disebut Covaxin, lapor Times. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis, berjarak empat pekan, dan telah diizinkan untuk penggunaan darurat di India. Khasiatnya sendiri belum dilaporkan ke publik.

Lembaga Penelitian Gamaleya

Institut Penelitian Gamaleya Kementerian Kesehatan Rusia mengembangkan kandidat vaksin virus Corona yang disebut Sputnik V, mengacu pada satelit buatan pertama di dunia, yang diluncurkan selama perlombaan antariksa. Vaksin tersebut mengandung dua virus flu biasa, atau adenovirus, yang telah dimodifikasi sehingga tidak mereplikasi pada manusia; virus yang dimodifikasi juga mengandung gen yang mengkode protein lonjakan virus Corona.

Pada November lalu, Rusia mengumumkan vaksin tersebut efektif lebih dari 91,4% dalam mencegah COVID-19, menurut data awal dari uji klinis. Namun rincian lengkap uji coba belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

Pada bulan yang sama, Rusia mulai menawarkan vaksin kepada warganya sebagai bagian dari kampanye vaksinasi massal, menurut New York Times. Rusia telah menyetujui vaksin untuk penggunaan terbatas pada Agustus, ketika sangat sedikit data dari uji coba manusia yang tersedia, sebut Live Science. Sejak November, Belarusia, Argentina dan Serbia juga telah mengesahkan vaksin ini untuk penggunaan darurat.

Institut Vektor

Pada Oktober 2020, Rusia memberikan "persetujuan peraturan" untuk vaksin kedua, yang dikembangkan oleh Vector Institute, pusat penelitian biologi Rusia, menurut CNBC. Vaksin tersebut mengandung peptida virus Corona, yang merupakan bagian kecil dari protein yang ditemukan dalam virus.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More