Benarkah Sains Bisa Membuktikan Kebenaran Adanya Akhirat?

Senin, 18 Januari 2021 - 23:59 WIB
Terlepas dari mekanisme di balik pengalaman mendekati kematian, peristiwa ini jelas bisa bermakna. Banyak orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian menganggapnya transformatif.

Dalam "Surviving Death", para produser mewawancarai seorang pria yang alergi terhadap obat bius. Dia memiliki visi untuk melihat ayahnya yang telah meninggal, dengan siapa dia memiliki hubungan yang sulit. Ayahnya memeluknya, yang membuat pria itu merasakan kedamaian abadi setelah pengalaman itu.

David Wilde, seorang psikolog dan dosen senior di Universitas Nottingham Trent di Inggris, telah mewawancarai orang-orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian. Dia menemukan bahwa orang-orang sering melaporkan transformasi semacam ini.

Seorang wanita yang diwawancarai untuk makalah yang diterbitkan oleh Wilde pada 2010 melaporkan ketika jantungnya berhenti, dia merasa berada dalam kehampaan yang gelap. Di mana dia merefleksikan semua hal buruk yang pernah dia lakukan dalam hidupnya sebelum mendengar suara yang menyuruhnya untuk tidak terlalu keras pada dirinya sendiri.

Setelah sadar kembali, dia merasa memiliki kesempatan di awal yang baru. Dia akhirnya menjadi konselor dan pendeta lintas agama, sebuah jalan yang dia katakan tidak akan dia tempuh jika dia tidak memiliki pengalaman mendekati kematian.

Mencari Makna

Sementara pengalaman mendekati kematian dapat menjadi sasaran perangkat sains, banyak bagian lain dari "Surviving Death" yang mempelajari alam iman. Seperti kepercayaan pada reinkarnasi atau perasaan bahwa Anda dapat merasakan kehadiran orang yang dicintai yang telah meninggal.

Bagian lain dari "Surviving Death" menyelidiki fenomena yang dapat diuji, seperti manifestasi fisik selama séance. "Itu adalah demarkasi antara agama, di mana Anda memiliki klaim yang tidak dapat diuji, dan paranormal atau parapsikologi, di mana sebagian besar dapat diuji dan sebagian besar telah diuji," kata Wiseman kepada Live Science.

Misalnya, film dokumenter tersebut secara tidak kritis membahas Franek Kluski, seorang medium Polandia yang mengklaim dapat memanifestasikan roh yang akan mencelupkan tangan mereka ke dalam cetakan lilin dan membuat cetakan tangan yang tidak mungkin dibuat sendiri oleh medium tersebut. Pada tahun 1920, seorang peneliti Prancis melakukan apa yang dikatakannya sebagai eksperimen terkontrol dari teknik Kluski dan tidak dapat menemukan bukti bahwa Kluski berpura-pura.

Namun film dokumenter tersebut gagal menyebutkan batasan eksperimen ini (seperti fakta bahwa Kluski tidak digeledah sebelum séance). Juga gagal memberikan kepercayaan pada kesaksian para penyihir yang mendemonstrasikan bagaimana mereka bisa membuat "tangan roh" dengan sarung tangan karet.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More