Cacing Martil yang Mengerikan, Kanibal dan Punya Racun Mirip Ikan Buntal

Selasa, 09 Februari 2021 - 05:35 WIB
Cacing martil saat menangkap cacing tanah. Peneliti percaya mereka mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Foto/Jean-Lou Justine/Leigh Winsor/Delphine Gey/Pierre Gros/Jessica Thévenot/thoughtco
JAKARTA - Cacing martil (Bipalium sp.) adalah cacing pipih terestrial yang menakutkan dan beracun. Planarian besar ini hidup di darat dan berperilaku sebagai predator dan kanibal .

Meskipun cacing yang tampak khas tidak menimbulkan ancaman langsung bagi manusia, mereka adalah spesies invasif yang memiliki kekuatan untuk membasmi cacing tanah.

Ciri-ciri paling khas dari cacing martil adalah kepalanya yang berbentuk kipas atau sekop, dan tubuhnya yang panjang dan rata. Bagian bawah planarian memiliki "sol merambat" besar yang digunakan untuk penggerak. Spesies dibedakan berdasarkan bentuk kepala, ukuran, warna, dan pola garis.

Planet terestrial berwarna bumi, ditemukan dalam nuansa abu-abu, cokelat, emas, dan hijau. Cacing martil kecil termasuk B. adventitium, yang panjangnya berkisar antara 5-8 cm (2,0-3,1 inci). Sebaliknya, cacing B. kewense dewasa panjangnya bisa melebihi 20 cm.





Distribusi dan Habitat

Cacing martil berasal dari daerah tropis dan subtropis tetapi telah menjadi invasif di seluruh dunia. Diyakini bahwa planarian secara tidak sengaja diangkut dan didistribusikan pada tanaman hortikultura yang telah berakar. Karena cacing martil membutuhkan kelembapan, mereka jarang ditemukan di bioma gurun dan pegunungan.

Cacing bipalium merupakan hewan karnivora yang diketahui memangsa cacing tanah, siput, larva serangga, dan sesamanya. Cacing mendeteksi mangsa menggunakan kemoreseptor yang terletak di bawah kepala atau alur ventral.

Seekor cacing martil melacak mangsanya, mendorongnya ke permukaan, dan menjeratnya dalam sekresi berlendir. Setelah mangsanya sebagian besar tidak bisa bergerak, cacing itu menyebar ke faring dari tubuhnya dan mengeluarkan enzim pencernaan, kemudian menghisap jaringan cair ke usus bercabang menggunakan silia. Setelah pencernaan selesai, mulut cacing juga berfungsi sebagai anusnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More