Ilmuwan Rekonstruksi Suara Alat Tiup Purba Berusia 17.000 Tahun
Jum'at, 12 Februari 2021 - 17:20 WIB
"Ketika cangkang itu ditemukan pada tahun 1930-an, para arkeolog kemungkinan berasumsi bahwa ujungnya yang patah - meninggalkan lubang berdiameter 3,5 cm - disebabkan oleh kerusakan yang tidak disengaja," kata Gilles Tosello, peneliti di pusat seni prasejarah di Universitas Toulouse.
Pada pemeriksaan lebih dekat, para peneliti menemukan cangkang telah dimodifikasi dengan "teknik rumit". Menggunakan CT scan, teurngkap bahwa dua lubang sengaja dibuat untuk menghasilkan suara dai cangkang keong itu.
Orang-orang Magdalenian adalah pemburu prasejarah, tersebar di seluruh Eropa, dari Spanyol utara hingga Jerman, pada saat hewan seperti bison berkeliaran dalam kawanan besar. Kebudayaan mereka menghilang sekitar 12.000 tahun yang lalu saat iklim dingin mendekati berubah drastis.
Mereka meninggalkan banyak peralatan dan senjata batu serta gua-gua yang dihiasi lukisan, seperti Marsoulas dan Altamira di Spanyol. Para peneliti mengira keong mungkin telah berperan dalam ritual atau upacara, seperti yang masih terjadi saat ini di masyarakat modern dari Polinesia hingga Amerika Selatan. (Baca juga: Nelayan di Teluk Maine Temukan Lobster Langka Berwarna Kuning)
Dengan suaranya yang keras - kira-kira setara dalam desibel dengan kereta bawah tanah yang mendekat - orang Magdalena mungkin telah menggunakan cangkang sebagai perangkat panggilan.
"Suara yang dihasilkan luar biasa," kata Philippe Walter, direktur laboratorium arkeologi molekuler dan struktural di Universitas Sorbonne.
Pada pemeriksaan lebih dekat, para peneliti menemukan cangkang telah dimodifikasi dengan "teknik rumit". Menggunakan CT scan, teurngkap bahwa dua lubang sengaja dibuat untuk menghasilkan suara dai cangkang keong itu.
Orang-orang Magdalenian adalah pemburu prasejarah, tersebar di seluruh Eropa, dari Spanyol utara hingga Jerman, pada saat hewan seperti bison berkeliaran dalam kawanan besar. Kebudayaan mereka menghilang sekitar 12.000 tahun yang lalu saat iklim dingin mendekati berubah drastis.
Mereka meninggalkan banyak peralatan dan senjata batu serta gua-gua yang dihiasi lukisan, seperti Marsoulas dan Altamira di Spanyol. Para peneliti mengira keong mungkin telah berperan dalam ritual atau upacara, seperti yang masih terjadi saat ini di masyarakat modern dari Polinesia hingga Amerika Selatan. (Baca juga: Nelayan di Teluk Maine Temukan Lobster Langka Berwarna Kuning)
Dengan suaranya yang keras - kira-kira setara dalam desibel dengan kereta bawah tanah yang mendekat - orang Magdalena mungkin telah menggunakan cangkang sebagai perangkat panggilan.
"Suara yang dihasilkan luar biasa," kata Philippe Walter, direktur laboratorium arkeologi molekuler dan struktural di Universitas Sorbonne.
(ysw)
tulis komentar anda