LAPAN Prediksi Hujan Intensitas Tinggi Masih Terjadi Sepanjang Maret 2021
Senin, 15 Maret 2021 - 07:10 WIB
JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) , memprediksi bahwa hujan intensitas tinggi masih terjadi di Maret 2021 yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Papua dan sekitarnya.
Intensitas hujan mengalami peningkatan selama Februari 2021, seiring dengan pertumbuhan awan konvektif yang terjadi secara merata di wilayah Indonesia.
Variabilitasnya menunjukkan bahwa hujan maksimum terkonsentrasi di bagian timur (Papua dan sekitarnya) dan barat Indonesia (Jawa dan sekitarnya).
Selain itu, dinamika pada dasarian III Februari, menunjukkan La Nina yang cenderung menguat (-0,8 menuju -1oC) terjadi bersamaan dengan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS), Cold Tongue (CT), dan perambatan uap air dari timur ke barat yang berasosiasi dengan pergerakan siklon tropis dari selatan Nusa Tenggara menuju selatan Jawa.
Kondisi global dan regional ini telah memberikan lingkungan yang mendukung bagi terjadinya hujan ekstrem pada 20 Februari lalu di kawasan Jadetabek hingga mencapai intensitas 226 mm/hari, yang mengakibatkan dampak banjir.
Pengurangan hujan selanjutnya terjadi secara gradual pada April hingga Agustus 2021, kecuali kawasan Sulawesi yang mengalami peningkatan hujan pada bulan Juli.
Probabilitas prediksi hujan dengan intensitas lebih dari 5 mm/hari yang merupakan ekuivalen dari akumulasi curah hujan dasarian 50 mm, terjadi dari Maret sampai dengan Agustus 2021, dengan kondisi inisial seperti pada tanggal 1 Februari 2021.
Artinya, probabilitas musim hujan untuk seluruh wilayah Indonesia masih berlangsung sampai bulan April 2021. Nusa Tenggara kemungkinan mengalami peralihan ke musim kemarau pada bulan Mei 2021, sedangkan Jawa dan sebagian Sumatra pada bulan Juni 2021.
Intensitas hujan mengalami peningkatan selama Februari 2021, seiring dengan pertumbuhan awan konvektif yang terjadi secara merata di wilayah Indonesia.
Variabilitasnya menunjukkan bahwa hujan maksimum terkonsentrasi di bagian timur (Papua dan sekitarnya) dan barat Indonesia (Jawa dan sekitarnya).
Selain itu, dinamika pada dasarian III Februari, menunjukkan La Nina yang cenderung menguat (-0,8 menuju -1oC) terjadi bersamaan dengan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS), Cold Tongue (CT), dan perambatan uap air dari timur ke barat yang berasosiasi dengan pergerakan siklon tropis dari selatan Nusa Tenggara menuju selatan Jawa.
Kondisi global dan regional ini telah memberikan lingkungan yang mendukung bagi terjadinya hujan ekstrem pada 20 Februari lalu di kawasan Jadetabek hingga mencapai intensitas 226 mm/hari, yang mengakibatkan dampak banjir.
Pengurangan hujan selanjutnya terjadi secara gradual pada April hingga Agustus 2021, kecuali kawasan Sulawesi yang mengalami peningkatan hujan pada bulan Juli.
Probabilitas prediksi hujan dengan intensitas lebih dari 5 mm/hari yang merupakan ekuivalen dari akumulasi curah hujan dasarian 50 mm, terjadi dari Maret sampai dengan Agustus 2021, dengan kondisi inisial seperti pada tanggal 1 Februari 2021.
Artinya, probabilitas musim hujan untuk seluruh wilayah Indonesia masih berlangsung sampai bulan April 2021. Nusa Tenggara kemungkinan mengalami peralihan ke musim kemarau pada bulan Mei 2021, sedangkan Jawa dan sebagian Sumatra pada bulan Juni 2021.
tulis komentar anda