Apa yang Terjadi Jika Atlet Olimpiade Tokyo Positif Covid-19?
Senin, 26 Juli 2021 - 08:54 WIB
Strategi menghalau terjadinya infeksi seminimal mungkin selama beberapa minggu mendatang melibatkan, menjaga semua orang di Desa Olimpiade Olimpiade sebanyak mungkin dan mengujinya sesering mungkin.
Lalu, setiap pelancong dari luar negeri diminta untuk meminimalkan perjalanan mereka 14 hari sebelum penerbangan menuju Tokyo, dan diminta mengikuti langkah-langkah mitigasi seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan terlepas apakah mereka sudah divaksinasi atau belum.
Setibanya di Tokyo, para atlet akan tetap berada di area pelatihan yang telah ditentukan sampai beberapa hari sebelum jadwal kompetisi mereka yang artinya mereka akan pindah ke Desa Olimpiade.
"Untuk meminimalkan risiko penyebaran virus, para atlet diminta makan secara bergiliran atau diperbolehkan bawa makan ke kamar masing-masing. Kebanyakan atlet akan memiliki satu teman sekamar dan diminta untuk menghabiskan waktu hanya dengan teman sekamar mereka itu, serta diizinkan bertemu dengan daftar kecil kontak dekat lainnya seperti pelatih saat berada di Desa," terang TIME.
Setiap atlet juga diharuskan mengunduh aplikasi pelacakan kesehatan dan menjawab pertanyaan harian tentang apakah mereka mengalami gejala terkait Covid-19. Untuk sampai ke tempat latihan atau arena laga, mereka hanya dapat menggunakan transportasi Olimpiade yaitu mobil atau bus dengan pengemudi yang sebelumnya telah menjalani tes Covid-19 dan hasilnya negatif.
Atlet akan diuji setiap hari, dan suhu mereka akan dicatat setiap kali mereka memasuki Desa Olimpiade. Atlet Olimpiade memiliki dua kesempatan untuk meludah ke dalam wadah pengumpulan sampel berkode khusus, dilakukan pada pagi dan sore hari. Proses pengambilan sampel diawasi ketat Petugas Penghubung Covid-19 (CLO) yang ditunjuk dari tim masing-masing. Hasil tes ludah keluar sekitar 12 jam, yang kemudian menindaklanjuti setiap atlet yang hasil tesnya positif.
"Bagi atlet yang hasil tes ludahnya positif Covid-19, mereka akan diminta pergi ke klinik yang ditunjuk dengan kendaraan khusus Olimpiade ke Desa untuk tes lain, kali ini, yang melibatkan swab nasofaring. Atlet akan tetap berada di bangsal isolasi klinik selama tiga sampai lima jam sampai hasilnya tersedia," papar laporan TIME.
"Jika tes nasofaring juga positif, maka atlet dipindahkan ke fasilitas hotel khusus di luar Desa, lagi-lagi dengan transportasi Olimpiade khusus. Relawan mengatur untuk membawa barang-barang yang diperlukan para atlet di hotel. Sementara itu, atlet dan CLO bekerja untuk membuat daftar kontak langsung—didefinisikan sebagai mereka yang bersama-sama selama 15 menit atau lebih dengan jarak kurang dari 1 m tanpa mengenakan masker—yang kemudian akan diminta untuk melakukan tes Covid-19 lagi," tambah laporannya.
Pada titik ini, Results Advisory Expert Group (RAEG) akan meninjau kasus untuk menentukan apakah atlet dan kontak dekat dapat terus bersaing atau tidak. Tim RAEG sendiri terdiri dari delapan anggota dan 46 penasehat; Kedelapan anggotanya adalah dokter (4 ahli di bidang kedokteran olahraga, 2 di bidang penyakit menular, dan 2 di bidang kesehatan masyarakat).
Kelompok ini akan meninjau setiap kasus positif setiap hari dan menentukan risiko apakah atlet tersebut bisa terus berkompetisi atau harus menjalani perawatan lebih intensif.
Lalu, setiap pelancong dari luar negeri diminta untuk meminimalkan perjalanan mereka 14 hari sebelum penerbangan menuju Tokyo, dan diminta mengikuti langkah-langkah mitigasi seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan terlepas apakah mereka sudah divaksinasi atau belum.
Setibanya di Tokyo, para atlet akan tetap berada di area pelatihan yang telah ditentukan sampai beberapa hari sebelum jadwal kompetisi mereka yang artinya mereka akan pindah ke Desa Olimpiade.
"Untuk meminimalkan risiko penyebaran virus, para atlet diminta makan secara bergiliran atau diperbolehkan bawa makan ke kamar masing-masing. Kebanyakan atlet akan memiliki satu teman sekamar dan diminta untuk menghabiskan waktu hanya dengan teman sekamar mereka itu, serta diizinkan bertemu dengan daftar kecil kontak dekat lainnya seperti pelatih saat berada di Desa," terang TIME.
Setiap atlet juga diharuskan mengunduh aplikasi pelacakan kesehatan dan menjawab pertanyaan harian tentang apakah mereka mengalami gejala terkait Covid-19. Untuk sampai ke tempat latihan atau arena laga, mereka hanya dapat menggunakan transportasi Olimpiade yaitu mobil atau bus dengan pengemudi yang sebelumnya telah menjalani tes Covid-19 dan hasilnya negatif.
Atlet akan diuji setiap hari, dan suhu mereka akan dicatat setiap kali mereka memasuki Desa Olimpiade. Atlet Olimpiade memiliki dua kesempatan untuk meludah ke dalam wadah pengumpulan sampel berkode khusus, dilakukan pada pagi dan sore hari. Proses pengambilan sampel diawasi ketat Petugas Penghubung Covid-19 (CLO) yang ditunjuk dari tim masing-masing. Hasil tes ludah keluar sekitar 12 jam, yang kemudian menindaklanjuti setiap atlet yang hasil tesnya positif.
"Bagi atlet yang hasil tes ludahnya positif Covid-19, mereka akan diminta pergi ke klinik yang ditunjuk dengan kendaraan khusus Olimpiade ke Desa untuk tes lain, kali ini, yang melibatkan swab nasofaring. Atlet akan tetap berada di bangsal isolasi klinik selama tiga sampai lima jam sampai hasilnya tersedia," papar laporan TIME.
"Jika tes nasofaring juga positif, maka atlet dipindahkan ke fasilitas hotel khusus di luar Desa, lagi-lagi dengan transportasi Olimpiade khusus. Relawan mengatur untuk membawa barang-barang yang diperlukan para atlet di hotel. Sementara itu, atlet dan CLO bekerja untuk membuat daftar kontak langsung—didefinisikan sebagai mereka yang bersama-sama selama 15 menit atau lebih dengan jarak kurang dari 1 m tanpa mengenakan masker—yang kemudian akan diminta untuk melakukan tes Covid-19 lagi," tambah laporannya.
Pada titik ini, Results Advisory Expert Group (RAEG) akan meninjau kasus untuk menentukan apakah atlet dan kontak dekat dapat terus bersaing atau tidak. Tim RAEG sendiri terdiri dari delapan anggota dan 46 penasehat; Kedelapan anggotanya adalah dokter (4 ahli di bidang kedokteran olahraga, 2 di bidang penyakit menular, dan 2 di bidang kesehatan masyarakat).
Kelompok ini akan meninjau setiap kasus positif setiap hari dan menentukan risiko apakah atlet tersebut bisa terus berkompetisi atau harus menjalani perawatan lebih intensif.
tulis komentar anda