Dampak Covid-19, Salam Tradisional Prancis Terancam Hilang Selamanya

Kamis, 05 Agustus 2021 - 23:02 WIB
Sejak merebaknya virus Covid-19, la bise mulai tidak digunakan dan diperkirakan akan hilang kendati pandemi sudah tidak ada. Foto/dok
PARIS - Dalam kebiasaan orang Prancis , cipika cipiki atau cium pipi kanan dan cium pipi kanan merupakan tradisi untuk saling menyapa. Namun sejak merebaknya virus Covid-19, tradisi ini mulai tidak digunakan dan diperkirakan akan hilang kendati pandemi sudah tidak ada.

Cipika cipiki sendiri merupakan tradisi yang berasal dari zaman Romawi dan berkembang di Prancis setelah penyerbuan Bastille. Dalam bahasa setempat, tradisi ini disebut la bise.



Dilansir dari Brisbantimes.com Australia, Kamis (5/8/2021), sebuah survei telah menemukan lebih dari setengah populasi Prancis mengatakan mereka sudah tidak melakukan la bise sama sekali. Lebih dari 75 persen responden mengatakan mereka hanya akan terus menggunakannya dengan orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga.

La bise dilarang selama awal pandemi pada Maret 2020 lalu untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Sejak lockdown dicabut dan vaksinasi terus meningkat, beberapa orang Prancis mulai menggunakannya kembali namun mendapat tentangan.



"La bise ini adalah aktivitas mengganggu yang hanya menciptakan kesengsaraan,” tulis Paul Douard, pemimpin redaksi biro Vice News France, dalam sebuah opini.

Krisis kesehatan setidaknya menjadi alasan orang untuk menolak salam tradisional tersebut. Karena biasanya salam tradisional ini digunakan di antara orang asing, kolega, dan orang yang dicintai.



Ini bukan pertama kalinya Prancis melarang penggunaan salam tradisional la bise. Ketika Black Death, pandemi terburuk dalam sejarah manusia selama Abad Pertengahan, orang-orang mulai memahami fakta bahwa kontak manusia mungkin berperan dalam menyebarkan penyakit ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More