Kedekatan dan Interaksi Positif, Kunci Hubungan Suami Istri Tetap Langgeng
Kamis, 18 November 2021 - 12:09 WIB
ILLINOIS - Pernikahan yang langgeng atau berumur panjang memiliki dampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan bagi pasangan suami istri . Saat pasangan menjadi tua bersama, saling ketergantungan mereka meningkat. Seringkali, mereka menjadi sumber utama dukungan fisik dan emosional satu sama lain.
Untuk mencari tahu rahasia pernikahan yang langgeng ilmuwan dari University of Illinois, Amerika Serikat, melakukan penelitian kecil dengan melibatkan 10 pasangan yang sudah menikah selama 14 hingga 65 tahun. Selama dua minggu para peneliti mengamati aktivitas 10 pasangan suami istri yang berusia mulai 64 hingga 88 tahun.
Selama penelitian pasangan suami istri mengenakan Fitbit untuk mengukur detak jantungnya. Mereka juga mengenakan perangkat penginderaan jarak kecil. Para peneliti memasang sensor di rumah untuk memantau perangkat dan mengamati secara real time seberapa dekat pasangan itu berada. (Baca juga; 10 Hewan yang Hidup Paling Lama di Bumi, Kura-Kura dan Buaya Tidak Masuk )
Para peneliti mengorelasikan tiga variabel, yaitu kedekatan pasangan, detak jantung, dan waktu secara real time ketika mereka berinteaksi. Selama penelitian Fitbit dikenakan sejak pagi hingga malam sebelum tidur untuk mendeteksi detak jantung selama beraktivitas.
"Langkah pertama kami adalah melihat apakah detak jantung dan kedekatan berkorelasi dari waktu ke waktu. Kami melihat detak jantung suami dengan kedekatan, detak jantung istri dengan kedekatan, dan dua detak jantung satu sama lain," kata Brian Ogolsky, Profesor Departemen Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga di University of Illinois dikutip dari laman sciencedaily, Kamis (18/11/2021).
Dari hasil pengamatan ini, para peneliti menemukan bahwa ketika pasangan berdekatan satu sama lain, detak jantung mereka disinkronkan dalam pola interaksi yang kompleks. Ini menunjukkan bahwa pasangan yang berdekatan memiliki getaran irama yang sama dipengaruhi detak jantung.
"Kami mencari cara yang lebih objektif untuk mengukur dinamika hubungan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan orang lain di sekitar kita memiliki manfaat psikologis. Jadi, kedekatan fisik merupakan kandidat yang kuat (untuk hubungan yang langgeng)," kata Ogolsky.
Namun, Ogolsky mengingatkan, kedekatan dengan orang lain tidak selalu bermanfaat, itu bergantung pada sifat interaksi yang terjalin. Kedekatan dalam konteks konflik sangat berbeda dengan kedekatan dalam konteks interaksi cinta.
“Artinya, ketika pasangan dekat, pola detak jantung mereka berubah menunjukkan interaksi secara kolektif dalam pola yang sinkron. Namun, perubahan detak jantung bisa positif atau negatif,” ujar Ogolsky. (Baca juga; Ilmuwan AS Sebut Ukuran Otak Manusia Menyusut, Pertanda Apa? )
Untuk mencari tahu rahasia pernikahan yang langgeng ilmuwan dari University of Illinois, Amerika Serikat, melakukan penelitian kecil dengan melibatkan 10 pasangan yang sudah menikah selama 14 hingga 65 tahun. Selama dua minggu para peneliti mengamati aktivitas 10 pasangan suami istri yang berusia mulai 64 hingga 88 tahun.
Selama penelitian pasangan suami istri mengenakan Fitbit untuk mengukur detak jantungnya. Mereka juga mengenakan perangkat penginderaan jarak kecil. Para peneliti memasang sensor di rumah untuk memantau perangkat dan mengamati secara real time seberapa dekat pasangan itu berada. (Baca juga; 10 Hewan yang Hidup Paling Lama di Bumi, Kura-Kura dan Buaya Tidak Masuk )
Para peneliti mengorelasikan tiga variabel, yaitu kedekatan pasangan, detak jantung, dan waktu secara real time ketika mereka berinteaksi. Selama penelitian Fitbit dikenakan sejak pagi hingga malam sebelum tidur untuk mendeteksi detak jantung selama beraktivitas.
"Langkah pertama kami adalah melihat apakah detak jantung dan kedekatan berkorelasi dari waktu ke waktu. Kami melihat detak jantung suami dengan kedekatan, detak jantung istri dengan kedekatan, dan dua detak jantung satu sama lain," kata Brian Ogolsky, Profesor Departemen Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga di University of Illinois dikutip dari laman sciencedaily, Kamis (18/11/2021).
Dari hasil pengamatan ini, para peneliti menemukan bahwa ketika pasangan berdekatan satu sama lain, detak jantung mereka disinkronkan dalam pola interaksi yang kompleks. Ini menunjukkan bahwa pasangan yang berdekatan memiliki getaran irama yang sama dipengaruhi detak jantung.
"Kami mencari cara yang lebih objektif untuk mengukur dinamika hubungan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan orang lain di sekitar kita memiliki manfaat psikologis. Jadi, kedekatan fisik merupakan kandidat yang kuat (untuk hubungan yang langgeng)," kata Ogolsky.
Namun, Ogolsky mengingatkan, kedekatan dengan orang lain tidak selalu bermanfaat, itu bergantung pada sifat interaksi yang terjalin. Kedekatan dalam konteks konflik sangat berbeda dengan kedekatan dalam konteks interaksi cinta.
“Artinya, ketika pasangan dekat, pola detak jantung mereka berubah menunjukkan interaksi secara kolektif dalam pola yang sinkron. Namun, perubahan detak jantung bisa positif atau negatif,” ujar Ogolsky. (Baca juga; Ilmuwan AS Sebut Ukuran Otak Manusia Menyusut, Pertanda Apa? )
tulis komentar anda