AS Bikin Satelit Pendeteksi Rudal Hipersonik, China: Bisa Ngak Menghentikannya?

Senin, 27 Desember 2021 - 22:38 WIB
AS mengembangkan satelit Hypersonic and Ballistic Tracking Space Sensor (HBTSS) yang beroperasi di orbit rendah Bumi untuk mendeteksi rudal hipersonik. Foto/L3Harris Technologies/c4isrnet
AMERIKA Serikat (AS) dilaporkan sudah dapat memecahkan masalah untuk mendeteksi senjata atau rudal hipersonik . Namun, para analis China meragukan kemampuan AS untuk menghentikan rudal yang melesat 5 kali kecepatan suara.

AS mengembangkan satelit Hypersonic and Ballistic Tracking Space Sensor (HBTSS) yang beroperasi di orbit rendah Bumi untuk mendeteksi rudal hipersonik. Sebuah laporan dari C4ISRNET menyebutkan, prototipe satelit yang akan membantu AS melacak ancaman hipersonik dikabarkan sudah melewati tinjauan desain dan membuka jalan untuk pengembangannya.

C4ISRNET media yang berbasis di AS mempublikasikan isu-isu dan tren yang muncul dalam transformasi militer global dan teknologi perang jaringan-sentris. Pada Rabu 22 Desember 2021 menyebutkan bahwa prototipe satelit yang akan membantu Badan Pertahanan Rudal AS melacak ancaman hipersonik telah lulus tinjauan desain.

Pada bulan Januari 2021, Badan Pertahanan Rudal AS memilih L3Harris Technologies dan Northrop Grumman untuk merancang, membangun, dan mendemonstrasikan satelit prototipe untuk HBTSS. L3Harris diberikan anggaran sebesar USD122 juta (Rp1,73 triliun), sedangkan Northrop Grumman sebanyak USD155 juta (Rp2,2 triliun). (Baca juga; AS Rampungkan Konstruksi Radar Anti-Rudal Balistik, Ini Kehebatannya )

“HBTSS diperlukan, karena kita tidak akan menempatkan radar terestrial di Bumi dan lautan untuk memenuhi kebutuhan ini. Kombinasi kecepatan tinggi, kemampuan manuver, dan ketinggian yang relatif rendah dari beberapa ancaman rudal canggih menjadi tantangan bagi sistem pertahanan rudal kami saat ini,” demikian keterangan Badan Pengembangan Luar Angkasa AS.



Pakar militer China Zhou Chenming mengakui bahwa senjata hipersonik lebih sulit dideteksi daripada rudal konvensional. Sebab, lintasannya sulit dilacak sistem anti-rudal sehingga rumit untuk menghitung ke mana target sasarannya. Namun, satelit di orbit rendah bisa saja mendeteksinya, hanya saja biaya perawatannya sangat mahal.

“Tetapi satelit orbit rendah seperti Starlink memiliki potensi untuk mendeteksi dan melacak rudal hipersonik,” katanya dikutip SINDOnews dari laman South China Morning Post (scmp), Senin (27/12/2021). (Baca juga; Jenderal AS: Rudal Hipersonik China Mengelilingi Dunia )

Hal senada juga dikatakan mantan instruktur militer China Song Zhongping. Dia menjelaskan, bahwa satelit HBTSS dapat mendeteksi dan melacak rudal hipersonik. Namun, setelah mendeteksinya apakah AS mampu mencegat dan menghancurkan rudal hipersonik. (Baca juga; Pesawat Hipersonik China Dirancang Mampu Mencapai Seluruh Penjuru Bumi dalam Waktu 1 Jam )

“HBTSS mungkin telah memecahkan masalah deteksi, tetapi senjata hipersonik tidak mudah dicegat,” katanya. Dia menambahkan AS perlu menyiapkan konstelasi satelit untuk memantau peluncuran rudal hipersonik dalam skala global.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More