Bisa Telan Bumi, Badai Dahsyat Jadi Momok Menakutkan dari Balik Jupiter
Jum'at, 07 Januari 2022 - 19:01 WIB
LAS VEGAS - Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat ( NASA ) memastikan sesuatu yang akan menelan bumi dari balik planet Jupiter, Juno merekam Great Red Spot di atmosfer Jupiter yang diperkirakan sebagai badai besar yang dahsyat. Great Red Spot itu memiliki diameter sekitar 16.000 kilometer sehingga bisa menelan bumi bulat-bulat.
Dikutip dari Reuters, berdasarkan pengukuran gelombang mikro dan gravitasi yang diperoleh Juno, badai di atmosfer itu berada di bawah awan Jupiter sekitar 500 kilometer jauhnya.
Planet Jupiter yang dikenal sebagai raksasa gas, karena terdiri dari hidrogen dan helium, badai seperti great red spot mendominasi penampilan warna-warni Jupiter.
Bintik Merah Besar adalah badai dengan lebar sekitar 16.000 km yang bergolak di bagian selatan Jupiter, dengan awan berwarna merah tua yang berputar berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan tinggi.
Marzia Parisi, ilmuwan Juno dari Jet Propulsion Laboratory NASA mengatakan, badai itu cukup besar bahkan sangat mudah untuk menelan bumi.
Ini adalah salah satu keajaiban tata surya dan telah ada selama berabad-abad, tetapi para ilmuwan sampai sekarang memiliki sedikit pemahaman tentang apa yang ada di bawah permukaannya.
"Ini membingungkan dari sudut pandang ilmiah, bagaimana badai bisa berlangsung begitu lama dan begitu besar," kata Scott Bolton, peneliti utama misi Juno di Southwest Research Institute di Texas.
Data Juno sebelumnya menunjukkan bahwa aliran jet di atmosfer Jupiter mencapai lebih jauh, hingga kedalaman sekitar 3.200 km. "Asumsi awal telah memberi kesan bahwa Bintik Merah Besar adalah badai yang relatif dangkal," kata Bolton.
Juno telah mengorbit di Jupiter sejak 2016, memperoleh informasi tentang atmosfer, struktur interior, medan magnet internal dan wilayah di sekitarnya yang diciptakan oleh magnet internal.
Juno juga akan terbang disekitar bulan besar Jupiter Europa dan Io untuk menjelajahi cincin kecil di sekitar planet ini.
Great red spot diketahui telah berevolusi dalam bentuk dari waktu ke waktu dan ada indikasi ukurannya mungkin menyusut. "Ini badai terbesar di seluruh tata surya. Tidak ada yang seperti itu," kata Bolton.
Dikutip dari Reuters, berdasarkan pengukuran gelombang mikro dan gravitasi yang diperoleh Juno, badai di atmosfer itu berada di bawah awan Jupiter sekitar 500 kilometer jauhnya.
Planet Jupiter yang dikenal sebagai raksasa gas, karena terdiri dari hidrogen dan helium, badai seperti great red spot mendominasi penampilan warna-warni Jupiter.
Bintik Merah Besar adalah badai dengan lebar sekitar 16.000 km yang bergolak di bagian selatan Jupiter, dengan awan berwarna merah tua yang berputar berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan tinggi.
Marzia Parisi, ilmuwan Juno dari Jet Propulsion Laboratory NASA mengatakan, badai itu cukup besar bahkan sangat mudah untuk menelan bumi.
Ini adalah salah satu keajaiban tata surya dan telah ada selama berabad-abad, tetapi para ilmuwan sampai sekarang memiliki sedikit pemahaman tentang apa yang ada di bawah permukaannya.
"Ini membingungkan dari sudut pandang ilmiah, bagaimana badai bisa berlangsung begitu lama dan begitu besar," kata Scott Bolton, peneliti utama misi Juno di Southwest Research Institute di Texas.
Data Juno sebelumnya menunjukkan bahwa aliran jet di atmosfer Jupiter mencapai lebih jauh, hingga kedalaman sekitar 3.200 km. "Asumsi awal telah memberi kesan bahwa Bintik Merah Besar adalah badai yang relatif dangkal," kata Bolton.
Juno telah mengorbit di Jupiter sejak 2016, memperoleh informasi tentang atmosfer, struktur interior, medan magnet internal dan wilayah di sekitarnya yang diciptakan oleh magnet internal.
Juno juga akan terbang disekitar bulan besar Jupiter Europa dan Io untuk menjelajahi cincin kecil di sekitar planet ini.
Great red spot diketahui telah berevolusi dalam bentuk dari waktu ke waktu dan ada indikasi ukurannya mungkin menyusut. "Ini badai terbesar di seluruh tata surya. Tidak ada yang seperti itu," kata Bolton.
(wbs)
tulis komentar anda