Ini Dampak Mengerikan Jika Matahari Terbit dari Barat
Sabtu, 08 Januari 2022 - 18:12 WIB
MATAHARI sebenarnya tetap pada posisinya sehingga tidak terbit atau tenggelam karena menjadi pusat tata surya. Seluruh makhluk hidup di Bumi merasakan Matahari terbit dan tenggelamakibat gerakan rotasi dan evolusi.
Bumi bergerak mengelilingi Matahari (berevolusi) dan berputar pada porosnya (berotasi). Bumi selalu berputar 24/7 tanpa henti sejak terbentuk 4,7 miliar tahun yang lalu. Putaran rotasi Bumi menyebabkan pergantian siang dan malam sekaligus merasakan Matahari seolah terbit dan tenggelam.
Perubahan siang dan malam merupakan faktor penting untuk menunjang sebuah ekosistem dan biota di Bumi. Ketika berotasi Bumi tidak berputar tegak lurus, melainkan sedikit miring 23.5 derajat sehingga menyebabkan perbedaan musim di Bumi bagian utara dan selatan.
Putaran Bumi juga menciptakan medan magnet raksasa yang melindungi planet kita dari radiasi Matahari yang merusak. Berkebalikan dengan kutub, magnet raksasa Bumi bagian Selatan terletak di Kutub Utara, sementara bagian Utara terletak di Kutub Selatan. (Baca juga; Pecahkan Rekor, Matahari Buatan China Mampu Menyala Selama 17 Menit )
Bayangkan bila Bumi tidak berputar, maka sisi yang konstan mendapatkan sinar Matahari akan memiliki suhu yang mendidih. Sementara sisi yang membelakangi Matahari akan memiliki suhu rendah yang ekstrem. Nah, bagaimana juga bila Bumi berputar dengan arah berlawanan sehingga Matahari terbit dari Barat dan tenggelam di Timur.
Menurut simulasi komputer yang dipresentasikan ini di Majelis Umum European Geosciences Union pada 2018 di Austria, jika arah terbit Matahari berubah, wilayah Amerika Utara akan berubah menjadi gurun. Hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan berganti menjadi bukit pasir yang tandus.
Sebaliknya, wilayah Afrika Tengah sampai Timur Tengah yang gersang menjadi lanskap hijau yang subur. Dalam simulasi, gurun tidak hanya akan menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin yang membekukan akan melanda Eropa barat. (Baca juga; Badai Matahari Bikin Belahan Bumi Utara Lebih Terang Sebelum Natal )
Para ilmuwan juga melaporkan, cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, dapat berkembang biak di tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Kemudian Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC), arus laut pengatur iklim yang penting di Atlantik, memudar dan muncul kembali di Samudra Pasifik bagian utara.
Bumi bergerak mengelilingi Matahari (berevolusi) dan berputar pada porosnya (berotasi). Bumi selalu berputar 24/7 tanpa henti sejak terbentuk 4,7 miliar tahun yang lalu. Putaran rotasi Bumi menyebabkan pergantian siang dan malam sekaligus merasakan Matahari seolah terbit dan tenggelam.
Perubahan siang dan malam merupakan faktor penting untuk menunjang sebuah ekosistem dan biota di Bumi. Ketika berotasi Bumi tidak berputar tegak lurus, melainkan sedikit miring 23.5 derajat sehingga menyebabkan perbedaan musim di Bumi bagian utara dan selatan.
Putaran Bumi juga menciptakan medan magnet raksasa yang melindungi planet kita dari radiasi Matahari yang merusak. Berkebalikan dengan kutub, magnet raksasa Bumi bagian Selatan terletak di Kutub Utara, sementara bagian Utara terletak di Kutub Selatan. (Baca juga; Pecahkan Rekor, Matahari Buatan China Mampu Menyala Selama 17 Menit )
Bayangkan bila Bumi tidak berputar, maka sisi yang konstan mendapatkan sinar Matahari akan memiliki suhu yang mendidih. Sementara sisi yang membelakangi Matahari akan memiliki suhu rendah yang ekstrem. Nah, bagaimana juga bila Bumi berputar dengan arah berlawanan sehingga Matahari terbit dari Barat dan tenggelam di Timur.
Menurut simulasi komputer yang dipresentasikan ini di Majelis Umum European Geosciences Union pada 2018 di Austria, jika arah terbit Matahari berubah, wilayah Amerika Utara akan berubah menjadi gurun. Hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan berganti menjadi bukit pasir yang tandus.
Sebaliknya, wilayah Afrika Tengah sampai Timur Tengah yang gersang menjadi lanskap hijau yang subur. Dalam simulasi, gurun tidak hanya akan menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin yang membekukan akan melanda Eropa barat. (Baca juga; Badai Matahari Bikin Belahan Bumi Utara Lebih Terang Sebelum Natal )
Para ilmuwan juga melaporkan, cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, dapat berkembang biak di tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Kemudian Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC), arus laut pengatur iklim yang penting di Atlantik, memudar dan muncul kembali di Samudra Pasifik bagian utara.
tulis komentar anda