Badai Matahari Bikin Belahan Bumi Utara Lebih Terang Sebelum Natal
loading...
A
A
A
BADAI matahari yang terjadi pada Senin 20 Desember 2021 dapat meningkatkan cahaya di sekitar kutub utara , tepat sebelum 25 Desember 2021 akhir pekan ini. Badai matahari disebabkan oleh coronal mass ejection (CME) berupa lontaran besar plasma beserta medan magnet dari korona atau lapisan luar atmosfer matahari.
Ketika mengarah ke Bumi, CME dapat memicu badai geomagnetik yang dapat mengganggu layanan satelit dan melumpuhkan jaringan listrik. Namun, ada efek samping yang menyenangkan yaitu peningkatan aurora di daerah sekitar Kutub Utara dan Selatan.
Menurut Spaceweather.com badai matahari terjadi pada Senin 20 Desember 2021 pada pukul 6:36 EST (11.36 GMT) dan diperkirakan akan mencapai Bumi pada Kamis 23 Desember 2021. Badai matahari itu berasal dari suar matahari kelas M1.9 yang meletus dari bintik matahari di Wilayah Aktif 2908.
"Oval aurora kemungkinan akan sedikit meningkat pada garis lintang tinggi dari tanggal 22 hingga 24 Desember 2021 karena peningkatan aktivitas geomagnetik lubang koronal. Dan, kemungkinan lontaran massa korona yang lemah tiba pada tanggal 23 Desember 2021," tulis Pusat Prakiraan Cuaca Luar Angkasa Inggris Met Office di situs webnya yang dikutip SINDOnews dari laman space.com.
Met Office menyebutkan badai geomagnetik yang terjadi dipicu oleh badai matahari diperkirakan tidak besar. Badai geomagnetik terjadi ketika partikel bermuatan dari matahari berinteraksi dengan medan magnet planet.
“Garis-garis medan magnet bumi akan mengarahkan partikel-partikel ini ke atas kutub, itulah sebabnya kita melihat aurora di wilayah ini,” tulis Met Office. (Baca juga; Astronom Ingatkan Badai Matahari Sepanjang 5.000 Mil akan Menghantam Bumi )
Aurora atau cahaya kutub adalah fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya menyala-nyala dan menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer sebagai akibat interaksi antara medan magnetik dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari.
Menurut Jaringan Cuaca Antariksa Badan Antariksa Eropa (ESA), dalam seminggu terakhir matahari bersinar terang. Beberapa daerah permukaan mendapat sinar matahari yang cukup menjelang Natal. (Baca juga; BMKG AS Perkirakan Badai Matahari Dahsyat akan Hantam Bumi pada 2025 )
Ketika mengarah ke Bumi, CME dapat memicu badai geomagnetik yang dapat mengganggu layanan satelit dan melumpuhkan jaringan listrik. Namun, ada efek samping yang menyenangkan yaitu peningkatan aurora di daerah sekitar Kutub Utara dan Selatan.
Menurut Spaceweather.com badai matahari terjadi pada Senin 20 Desember 2021 pada pukul 6:36 EST (11.36 GMT) dan diperkirakan akan mencapai Bumi pada Kamis 23 Desember 2021. Badai matahari itu berasal dari suar matahari kelas M1.9 yang meletus dari bintik matahari di Wilayah Aktif 2908.
"Oval aurora kemungkinan akan sedikit meningkat pada garis lintang tinggi dari tanggal 22 hingga 24 Desember 2021 karena peningkatan aktivitas geomagnetik lubang koronal. Dan, kemungkinan lontaran massa korona yang lemah tiba pada tanggal 23 Desember 2021," tulis Pusat Prakiraan Cuaca Luar Angkasa Inggris Met Office di situs webnya yang dikutip SINDOnews dari laman space.com.
Met Office menyebutkan badai geomagnetik yang terjadi dipicu oleh badai matahari diperkirakan tidak besar. Badai geomagnetik terjadi ketika partikel bermuatan dari matahari berinteraksi dengan medan magnet planet.
“Garis-garis medan magnet bumi akan mengarahkan partikel-partikel ini ke atas kutub, itulah sebabnya kita melihat aurora di wilayah ini,” tulis Met Office. (Baca juga; Astronom Ingatkan Badai Matahari Sepanjang 5.000 Mil akan Menghantam Bumi )
Aurora atau cahaya kutub adalah fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya menyala-nyala dan menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer sebagai akibat interaksi antara medan magnetik dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari.
Menurut Jaringan Cuaca Antariksa Badan Antariksa Eropa (ESA), dalam seminggu terakhir matahari bersinar terang. Beberapa daerah permukaan mendapat sinar matahari yang cukup menjelang Natal. (Baca juga; BMKG AS Perkirakan Badai Matahari Dahsyat akan Hantam Bumi pada 2025 )
(wib)