Peneliti Patahkan Teori Pembunuhan Raja Tutankhamum, Ini Fakta Terbarunya

Selasa, 11 Januari 2022 - 10:45 WIB
Arkeolog Dr Howard Carter saat memeriksa mumi raja Tutankhamun. Foto/dok
KAIRO - Selama beberapa dekade, teori kematian Raja Tutankhamum yang dibunuh karena persaingan kekuasaaan di Mesir kuno terus bertahan. Namun penelitian terbaru mengungkapkan fakta lain, Raja Tut tidak dibunuh.

Teori pembunuhan berawal dari hasil x-ray mumi Raja Tut pada tahun 1968 yang menunjukkan adanya kerusakan dua fragmen di tulang tengkorak. Lalu muncul teori kalau raja muda itu dibunuh secara brutal oleh musuhnya selama periode kerajaan Mesir bergejolak.





Dikutip dari Express, Selasa (11/1/2022), penelitian terbaru menemukan bukti kalau Raja Tut tidak dibunuh. Kerusakan di tulang tengkorak kemungkinan karena pemindahan paksa mumi dari petinya.

Karena ketika ditemukan pada 1922 oleh arkeolog Dr Howard Carter, peneliti berusaha memindahkan mumi tersebut dari sarkofagus. Padahal saat itu mumi dimakamkan dengan cara menempel menggunakan resin ke peti mati.

Ahli radiologi Ashraf Selim mengatakan kepada National Geographic, beberapa bagian tulang Raja Tut yang lepas disebabkan upaya pertama peneliti ketika berusaha melepaskan topeng emas yang dipakai mumi tersebut. "Kematian ini bukan karena dibunuh, saya pikir ini adalah akhir teori pembunuhan," katanya.



Tim peneliti kini beralih ke kaki kiri Raja Tut yang menunjukkan bahwa patah tulang paha mungkin memainkan peran penting dalam kematiannya. Lapisan tipis resin pembalseman dapat dilihat pada CT scan di sekitar area fraktur.

Kini peneliti berspekulasi bahwa beberapa gangguan melemahnya kondisi Raja Tut karena faktor patah kaki dan infeksi parah sehingga menyebabkan kematian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More