7 Bom Paling Berbahaya di Dunia, Nomor 6 Sangat Mengerikan

Senin, 21 Februari 2022 - 16:15 WIB
Karena ukurannya yang luar biasa dan kekuatan penghancurnya yang mencapai 50 Megaton, parasut khusus dibuat untuk memperlambat jatuhnya bom ke bumi. Namun tanpa sepengetahuan kru, ilmuwan Soviet memberi pilot hanya peluang 50 persen untuk benar-benar selamat dari ledakan begitu ledakan terjadi.



Pukul 23.32, Tsar Bomba dijatuhkan dari ketinggian 10,5 kilometer dan diledakkan sekitar 4.000 meter di atas permukaan tanah. Ledakan nuklir yang mencapai hasil 58,6 Megaton, begitu kuat sehingga gelombang kejut dirasakan lebih dari 127 mil jauhnya oleh pesawat observasi (Tu-16 Soviet).

Setelah ledakannya, Tsar Bomba dapat dilihat lebih dari 997 kilometer jauhnya dan menciptakan bola api selebar 8 kilometer bersama dengan awan jamur setinggi 67,5 kilometer. Gelombang kejut bom itu mencapai 901 kilometer jauhnya, menghancurkan jendela di Norwegia dan Finlandia. Panas dari ledakan itu juga mampu menyebabkan luka bakar tingkat tiga sejauh sejauh 100 kilometer.

7. Bom Nuklir B41 (25 Megaton)



Bom Nuklir B41, juga dikenal sebagai Mk-41, adalah senjata termonuklir tiga tahap yang dirancang oleh Amerika Serikat pada awal 1960-an. Sebagai bom paling kuat yang pernah dibuat oleh Amerika, hasil maksimum dari perangkat ini diperkirakan menghasilkan hampir 25 Megaton.

B41 berukuran lebih dari 3,76 meter dan beratnya lebih dari 4,8 ton dan dirancang untuk dibawa oleh B-52 Stratofortress dan B-47 Stratojet. Hampir 500 bom besar ini dikembangkan antara tahun 1960 dan 1962, sebelum akhirnya pensiun pada Juli 1976 dan diganti oleh B53.

Meskipun lebih kecil daripada bom paling kuat yang pernah dibuat, para peneliti berpendapat bahwa B-41 adalah senjata termonuklir paling efisien yang pernah dirancang.

Dalam hal kekuatan dan kemampuan destruktif, bom B-41 kira-kira 1.136 kali lebih kuat daripada bom atom yang diledakkan di Jepang selama Perang Dunia Kedua.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More