Pertama Pakai Bahan Komposit, Pesawat Rusia Ini Bisa Beroperasi di Suhu Minus 30 Derajat Celcius

Selasa, 22 Februari 2022 - 19:48 WIB
Pesawat MC-21-300 yang dibangun Irkut Corporation sukses menjalani uji coba di suhu ekstrem minus 30 derajat celcius. Foto/Autoevolution
YAKUTIA - Setelah 5 tahun mengembangkan pesawat generasi terbaru menggunakan bahan komposit dan mesin tercanggih, Rusia mulai melihat hasilnya. Pesawat MC-21-300 yang dibangun Irkut Corporation sukses menjalani uji coba di suhu ekstrem minus 30 derajat celcius.

Pesawat ini adalah yang pertama dikembangkan Rusia menggunakan bahan komposit polimer, di dunia bisa dihitung jari pesawat yang menggunaan komposit polimer. Bahan komposit polimer dikembangkan bersama para ahli Universitas Negeri Moskow membuat pesawat jauh lebih ringan.

Setelah menyelesaikan penerbangan pertamanya yang sukses pada akhir tahun lalu, prototipe pesawat telah menjalani tes yang menantang dalam suhu yang sangat esktrem di Bandara Yakutsk. Menurut perusahaan negara Rostec, semua sistem pesawat diuji pada suhu di bawah minus 30 derajat Celcius.



Dikutip dari laman Autoevolution, Selasa (22/2/2022), uji coba telah dilakukan sejak akhir Januari 2022 di berbagai wilayah di wilayah Yakutsk. Sebagian besar pendaratan bahkan dilakukan pada malam hari ketika suhu turun sampai titik terendah. Tes kinerja ekstrem termasuk shutdown dalam penerbangan, diikuti dengan start-up salah satu mesin.





Sebelum melalui setiap tahap pengujian, pesawat harus benar-benar didinginkan dengan tetap berada di luar ruangan hingga 12 jam. Selain itu, tim penguji melakukan prosedur persiapan penerbangan seperti biasa, mulai dari pengisian bahan bakar hingga pemanasan pesawat.

Mesin dapat beroperasi baik dan pesawat mampu terbang secara normal di suhu paling esktrem. Meskipun menantang, pengujian cuaca ekstrem ini bukanlah yang terakhir untuk MC-21-300.





Menurut pabrikan Irkut Corporation, pesawat masa depan ini juga akan diuji di wilayah Rusia lainnya dan di luar negeri dalam kondisi esktrem yang berbeda, seperti suhu tinggi, angin kencang, dan medan pegunungan. Jika semuanya berjalan dengan baik, pesawat dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2022.
(wib)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More