Benarkan COVID-19 Mengubah Struktural Otak Manusia? Begini Penjelasan Para Ahli

Selasa, 29 Maret 2022 - 10:45 WIB
Pada awal masa remaja, beberapa bagian otak menjadi sangat besar, berdasarkan volume. Setelah itu, bagian-bagian otak menjadi lebih kecil, sebuah tren yang berlanjut seiring bertambahnya usia. Perubahan berlanjut seiring bertambahnya usia.

"Otak itu dinamis. Lebih sedikit (bentuknya kecil) tidak berarti lebih buruk, tentu saja, dan lebih banyak tidak berarti lebih baik," kata ahli saraf Emily Jacobs dari University of California, Santa Barbara.





Jadi bagaimana menyikapi hasil penelitian yang menyebutkan COVID-19 berpengaruh pada struktural otak? Apakah perubahan ini berdampak buruk dan sejauh mana efeknya dalam jangka panjang di masa depan.

“Kami cukup terkejut melihat perbedaan yang jelas di otak, bahkan dengan infeksi ringan. Kekhawatirannya adalah kerusakan ini akan bertahan lama dan membuat orang yang terinfeksi lebih rentan terhadap penyakit otak di masa depan,” kata Gwenaëlle Douaud, dari Nuffield Department of Clinical Neurosciences di University of Oxford.

Tetapi perubahan ini, kata Douaud, mungkin tidak bertahan lama. Sebab,otak dapat “mengatur ulang dan menyembuhkan dirinya sendiri sampai batas tertentu, bahkan pada orang yang lebih tua,” catatnya.

Mungkin juga perubahan yang dilihat tim disebabkan oleh kurangnya input bau. Sebab, penelitian lain menunjukkan bahwa hidung tersumbat juga dapat menyebabkan perubahan otak. Beberapa di antaranya mirip dengan yang ditemukan para peneliti dalam studi pemindaian otak baru-baru ini. Mungkin perubahan otak ini akan berbalik ketika indera penciuman kembali.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More