Jerman Luncurkan Satelit Militer SARah 1, Mampu Deteksi Objek Vital saat Malam dan Cuaca Buruk
Sabtu, 18 Juni 2022 - 19:10 WIB
VANDENBERG - Jerman meluncurkan satelit radar militer SARah 1 dari Vandenberg Space Force Base di California, terletak di pantai Pasifik antara Los Angeles dan San Francisco. SARah 1 adalah satelit pencitraan radar aperture sintetis pertama dari tiga satelit yang dipesan pemerintah Jerman.
Satelit berharga miliaran dolar buatan Airbus ini membawa “teknologi radar resolusi tertinggi terbaru”. Satelit ini mampu mengumpulkan citra beresolusi tinggi pada segala cuaca, siang dan malam dari situs di seluruh dunia untuk militer Jerman.
Satelit SARah 1 yang memiliki berat sekitar empat ton, dikelola Badan Pengadaan Pertahanan Jerman. Satelit SARah 1 membawa antena radar array bertahap aktif, yang dibangun berdasarkan teknologi yang dikembangkan untuk satelit observasi radar TerraSAR, TanDEM-X dan Paz.
“Teknologi ini menawarkan keuntungan dari penunjukan yang sangat cepat dan pembentukan sinar antena yang sangat fleksibel untuk memberikan citra dalam waktu singkat,” kata Airbus dalam siaran persnya dikutip SINDOnews dari laman spaceflightnow, Sabtu (18/6/2022).
Satelit pencitraan radar SARah 1 memiliki kemamuan untuk mendeteksi permukaan bumi meskipun dalam kondisi gelap dan tutupan awan. Biasanya kondisi gelap dan tertutup awan membuat satelit mata-mata optik sulit mendeteksi objek di permukaan tanah.
“Hari ini, tanpa satelit, pengintaian, komunikasi dan navigasi hampir tidak mungkin,” kata militer Jerman dalam siaran pers awal bulan ini. Akan ada tiga satelit SARah yang diluncurkan untuk menggantikan konstelasi lima satelit SAR-Lupe militer Jerman yang diluncurkan pada 2006 hingga 2008.
SARah 1 adalah yang pertama dari tiga satelit pencitraan radar yang dipesan pemerintah Jerman. Dua satelit militer SARah yang lebih kecil akan terbang dengan reflektor radar aperture sintetis pasif. Militer Jerman mengatakan satelit SARah kedua dan ketiga akan diluncurkan dengan roket Falcon 9 akhir tahun ini.
Satelit berharga miliaran dolar buatan Airbus ini membawa “teknologi radar resolusi tertinggi terbaru”. Satelit ini mampu mengumpulkan citra beresolusi tinggi pada segala cuaca, siang dan malam dari situs di seluruh dunia untuk militer Jerman.
Satelit SARah 1 yang memiliki berat sekitar empat ton, dikelola Badan Pengadaan Pertahanan Jerman. Satelit SARah 1 membawa antena radar array bertahap aktif, yang dibangun berdasarkan teknologi yang dikembangkan untuk satelit observasi radar TerraSAR, TanDEM-X dan Paz.
“Teknologi ini menawarkan keuntungan dari penunjukan yang sangat cepat dan pembentukan sinar antena yang sangat fleksibel untuk memberikan citra dalam waktu singkat,” kata Airbus dalam siaran persnya dikutip SINDOnews dari laman spaceflightnow, Sabtu (18/6/2022).
Satelit pencitraan radar SARah 1 memiliki kemamuan untuk mendeteksi permukaan bumi meskipun dalam kondisi gelap dan tutupan awan. Biasanya kondisi gelap dan tertutup awan membuat satelit mata-mata optik sulit mendeteksi objek di permukaan tanah.
“Hari ini, tanpa satelit, pengintaian, komunikasi dan navigasi hampir tidak mungkin,” kata militer Jerman dalam siaran pers awal bulan ini. Akan ada tiga satelit SARah yang diluncurkan untuk menggantikan konstelasi lima satelit SAR-Lupe militer Jerman yang diluncurkan pada 2006 hingga 2008.
SARah 1 adalah yang pertama dari tiga satelit pencitraan radar yang dipesan pemerintah Jerman. Dua satelit militer SARah yang lebih kecil akan terbang dengan reflektor radar aperture sintetis pasif. Militer Jerman mengatakan satelit SARah kedua dan ketiga akan diluncurkan dengan roket Falcon 9 akhir tahun ini.
tulis komentar anda