Bukan Mitos, Ini Cara Melewati Lie Detector tanpa Ketahuan Bohong
Jum'at, 09 September 2022 - 16:14 WIB
JAKARTA - Cara melewati Lie Detector tanpa ketahuan berbohong ternyata bukan mitos belaka. Penulis buku George Maschke dan Gino Scalabrini mengajarkan caranya.
Lie Detector saat ini jadi pembicaraan masyarakat berkaitan kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang diduga dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya Putri Candrawathi, Kuwat Ma'ruf, Brigadir Eliezer, dan Brigadir Ricky Rizal. Seluruh tersangka harus menjalani pemeriksaan Lie Detector guna mengungkap peristiwa materil pembunuhan Brigadir Joshua.
Diharapkan Lie Detector bisa memberikan fakta-fakta baru yang membuat kasus pembunuhan Brigadir Joshua semakin terang berderang. Masalahnya apakah semua orang tidak bisa berbohong ketika menjalani pengujian Lie Detector?
George Maschke dan Gino Scalabrini, penulis buku The Lie Behind Lie Detector mengatakan mesin detektor kebohongan sangat bergantung pada tanda-tanda perubahan psikologis. Mesin pendeteksi kebohongan hanya memberikan informasi kepada poligrafer mengenai perubahan-perubahan tanda psikologis tersebut ketika tersangka menjalani sesi tanya jawab.
Jadi menurut George Masche dan Gino Scalabrini tersangka tidak memahami betul bagaimana cara Lie Detector bekerja. Selebihnya dia harus mengkondisikan seluruh badan berikut indra-indra yang ada di tubuhnya ikut berbohong seiring dengan ucapan palsunya.
"Poligrafer menilai tes dengan membandingkan respons fisiologis seperti pernapasan, tekanan darah, jantung, dan tingkat keringat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan," tulis George Mache.
Dia mengatakan teknik-teknik lolos dari mesin pendeteksi kebohongan sudah sangat sering diperlihatkan di berbagai film Hollywood. Contohnya film Ocean's Eleven dimana para perampok yang dipimpin Danny Ocean (George Clooney) harus melewati serangkaian tes uji kebohongan.
Lie Detector saat ini jadi pembicaraan masyarakat berkaitan kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang diduga dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya Putri Candrawathi, Kuwat Ma'ruf, Brigadir Eliezer, dan Brigadir Ricky Rizal. Seluruh tersangka harus menjalani pemeriksaan Lie Detector guna mengungkap peristiwa materil pembunuhan Brigadir Joshua.
Diharapkan Lie Detector bisa memberikan fakta-fakta baru yang membuat kasus pembunuhan Brigadir Joshua semakin terang berderang. Masalahnya apakah semua orang tidak bisa berbohong ketika menjalani pengujian Lie Detector?
George Maschke dan Gino Scalabrini, penulis buku The Lie Behind Lie Detector mengatakan mesin detektor kebohongan sangat bergantung pada tanda-tanda perubahan psikologis. Mesin pendeteksi kebohongan hanya memberikan informasi kepada poligrafer mengenai perubahan-perubahan tanda psikologis tersebut ketika tersangka menjalani sesi tanya jawab.
Jadi menurut George Masche dan Gino Scalabrini tersangka tidak memahami betul bagaimana cara Lie Detector bekerja. Selebihnya dia harus mengkondisikan seluruh badan berikut indra-indra yang ada di tubuhnya ikut berbohong seiring dengan ucapan palsunya.
"Poligrafer menilai tes dengan membandingkan respons fisiologis seperti pernapasan, tekanan darah, jantung, dan tingkat keringat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan," tulis George Mache.
Dia mengatakan teknik-teknik lolos dari mesin pendeteksi kebohongan sudah sangat sering diperlihatkan di berbagai film Hollywood. Contohnya film Ocean's Eleven dimana para perampok yang dipimpin Danny Ocean (George Clooney) harus melewati serangkaian tes uji kebohongan.
tulis komentar anda