Kamerun Dikepung Danau-danau Mematikan yang Siap Meledak
Sabtu, 17 September 2022 - 11:01 WIB
JAKARTA - Peneliti dari Bournemouth University menyebutkan Kamerun saat ini dikepung oleh danau-danau mematikan yang siap meledak kapan saja. Tidak main-main sebanyak 13 danau kawan dari 43 yang ada di Kamerun bisa jadi senjata pembunuh massal apabila meledak.
Kamerun diketahui punya cerita pilu mengenai danau yang meledak dan membuat ribuan orang Kamerun meninggal. Tepatnya peristiwa itu terjadi pada 21 Agustus 1986 saat permukaan Danau Nyos meledak. Saat itu sebanyak 1.700 orang dan 3.500 hewan meninggal dunia.
Disebutkan IFL Science, letusan permukaan Danau Nyos itu didorong oleh gelombang gas mematikan yang, telah dilepaskan dari mantel bumi, telah menumpuk di dasar danau selama ratusan tahun. Ledakan di danau itu melepas 1,24 juta ton karbon dioksida (CO2). Gas beracun itu kemudian tersebar ke wilayah sekitar Danau Nyos dan membuat ribuan orang dan binatang langsung meninggal.
Henry Ngenyam Bang, peneliti dari Bournemouth Univeristy mengatakan sebelum Danau Nyos meledak, peristiwa yang sama juga terjadi di Danau Kuk yang juga ada di Kamerun. Hanya saja kasualitas yang disebabkan Danau Kuk tidak begitu besar.
Hanya saja hal itu justru mencuatkan fakta bahwa Kamerun dikepung oleh danau-danau kawah yang siap meledak. "13 dari 43 danau kawah yang ada merupakan senjata yang siap meledak kapan saja," ujar Henry Ngenyam Bang.
Untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut, rekomendasi Bang adalah agar danau-danau di wilayah tersebut diuji lagi dengan pemeriksaan awal untuk sebagian besar badan air di Jalur Vulkanik Kamerun yang telah terjadi lebih dari tiga dekade lalu.
Indikator seperti profil termal, konsentrasi gas terlarut, luas permukaan, volume air, dan kedalaman, menurutnya dapat digunakan untuk menilai kemungkinan danau menyimpan endapan CO2 dalam jumlah besar. Dia mengatakan pengujian itu memang jadi tantangan besar. Hanya saja itu tetap perlu dilakukan guna mempersiapkan diri dan mencegah ledakan danau di masa depan terjadi.
Metode lainnya menurut dia adalah menempatkan detektor CO2 di dekat danau yang mengkhawatirkan seperti Kuk dan Nyos. Alat itu nantinya dapat mendeteksi kondisi yang berubah di danau. Alat itu akan dilengkapi dengan alarm gunamemperingatkan orang-orang yang tinggal di dekatnya untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi di mana CO2 berat berjuang untuk mencapainya.
"Jika pihak berwenang tidak proaktif, skenario bencana Danau Nyos dapat berulang di mana ribuan orang dan ternak tiba-tiba terbunuh,” pungkasnya.
Lihat Juga: Viral! Pasangan Homoseks Dipukuli Massa hingga Tewas, Bermula dari Adegan Mobil Bergoyang
Kamerun diketahui punya cerita pilu mengenai danau yang meledak dan membuat ribuan orang Kamerun meninggal. Tepatnya peristiwa itu terjadi pada 21 Agustus 1986 saat permukaan Danau Nyos meledak. Saat itu sebanyak 1.700 orang dan 3.500 hewan meninggal dunia.
Disebutkan IFL Science, letusan permukaan Danau Nyos itu didorong oleh gelombang gas mematikan yang, telah dilepaskan dari mantel bumi, telah menumpuk di dasar danau selama ratusan tahun. Ledakan di danau itu melepas 1,24 juta ton karbon dioksida (CO2). Gas beracun itu kemudian tersebar ke wilayah sekitar Danau Nyos dan membuat ribuan orang dan binatang langsung meninggal.
Henry Ngenyam Bang, peneliti dari Bournemouth Univeristy mengatakan sebelum Danau Nyos meledak, peristiwa yang sama juga terjadi di Danau Kuk yang juga ada di Kamerun. Hanya saja kasualitas yang disebabkan Danau Kuk tidak begitu besar.
Hanya saja hal itu justru mencuatkan fakta bahwa Kamerun dikepung oleh danau-danau kawah yang siap meledak. "13 dari 43 danau kawah yang ada merupakan senjata yang siap meledak kapan saja," ujar Henry Ngenyam Bang.
Untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut, rekomendasi Bang adalah agar danau-danau di wilayah tersebut diuji lagi dengan pemeriksaan awal untuk sebagian besar badan air di Jalur Vulkanik Kamerun yang telah terjadi lebih dari tiga dekade lalu.
Indikator seperti profil termal, konsentrasi gas terlarut, luas permukaan, volume air, dan kedalaman, menurutnya dapat digunakan untuk menilai kemungkinan danau menyimpan endapan CO2 dalam jumlah besar. Dia mengatakan pengujian itu memang jadi tantangan besar. Hanya saja itu tetap perlu dilakukan guna mempersiapkan diri dan mencegah ledakan danau di masa depan terjadi.
Metode lainnya menurut dia adalah menempatkan detektor CO2 di dekat danau yang mengkhawatirkan seperti Kuk dan Nyos. Alat itu nantinya dapat mendeteksi kondisi yang berubah di danau. Alat itu akan dilengkapi dengan alarm gunamemperingatkan orang-orang yang tinggal di dekatnya untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi di mana CO2 berat berjuang untuk mencapainya.
"Jika pihak berwenang tidak proaktif, skenario bencana Danau Nyos dapat berulang di mana ribuan orang dan ternak tiba-tiba terbunuh,” pungkasnya.
Lihat Juga: Viral! Pasangan Homoseks Dipukuli Massa hingga Tewas, Bermula dari Adegan Mobil Bergoyang
(wsb)
tulis komentar anda