Masalah Sepele, Teori Baru Kematian Bruce Lee Bikin Geger Penggemar
Minggu, 20 November 2022 - 06:00 WIB
Mereka juga mengatakan teori kematian Bruce yang disebabkan ederma serebral bukan satu-satunya yang perlu diuji keabsahannya. Pasalnya ederma serebral tidak jadi satu-satunya temuan nekropsi jika memang hipersensitivitas terhadap Equagesic adalah penyebab kematian."
“Kami sekarang mengusulkan penyebab kematian adalah hiponatremia. Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air yang membuat Bruce Lee meninggal dunia," tulis para peneliti dalam laporan itu.
Hiponatremia diketahui muncul ketika asupan cairan melebihi kapasitas ginjal untuk menyaring air keluar dari darah. Biasanya itu terjadi ketika seseorang minum dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat singkat.
Para peneliti memang saat ini belum menunjukkan bukti Bruce Lee minum terlalu banyak air. Hanya saja mereka menganalisa Bruce lee memiliki beberapa faktor risiko terjadinya hiponatremia.
Misalnya, mereka mencatat beberapa klaim yang dibuat oleh istri dan dokter Lee bahwa aktor tersebut telah berhenti makan makanan padat dan bertahan hidup hanya dengan wortel dan jus apel. Bruce Lee pada masa-masa terakhir hidupnya memang menjalankan "diet teh dan roti panggang". Pola makan rendah zat terlarut ini mungkin secara signifikan meningkatkan peluang Lee terkena hiponatremia.
Aktor laga itu juga dilaporkan menggunakan diuretik untuk membersihkan tubuhnya dari natrium dan membuat ototnya tampak lebih robek. Selain itu, sumber yang dekat dengan Bruce Lee mengklaim bahwa dia mulai minum "sepuluh hingga dua puluh botol keramik sake" sehari di bulan-bulan terakhir hidupnya.
Mempertimbangkan faktor gaya hidup ini, para peneliti mengatakan Lee mungkin mengalami edema serebral dua bulan sebelum kematiannya, ketika dia muntah, pingsan, dan mulai kejang. Meskipun dia pulih dari kejadian tersebut dan tidak didiagnosis dengan hiponatremia pada saat itu, penulis penelitian berpendapat bahwa penyakit yang tidak dapat dijelaskan ini mungkin telah meramalkan apa yang akan terjadi.
“Singkatnya, Bruce Lee memiliki banyak faktor risiko yang menjadi predisposisi hiponatremia akibat gangguan pada mekanisme homeostasis air yang mengatur asupan air dan ekskresi air,” kata mereka. “Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal yakni ketidakmampuan mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis air,"pungkas laporan itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
“Kami sekarang mengusulkan penyebab kematian adalah hiponatremia. Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air yang membuat Bruce Lee meninggal dunia," tulis para peneliti dalam laporan itu.
Hiponatremia diketahui muncul ketika asupan cairan melebihi kapasitas ginjal untuk menyaring air keluar dari darah. Biasanya itu terjadi ketika seseorang minum dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat singkat.
Para peneliti memang saat ini belum menunjukkan bukti Bruce Lee minum terlalu banyak air. Hanya saja mereka menganalisa Bruce lee memiliki beberapa faktor risiko terjadinya hiponatremia.
Misalnya, mereka mencatat beberapa klaim yang dibuat oleh istri dan dokter Lee bahwa aktor tersebut telah berhenti makan makanan padat dan bertahan hidup hanya dengan wortel dan jus apel. Bruce Lee pada masa-masa terakhir hidupnya memang menjalankan "diet teh dan roti panggang". Pola makan rendah zat terlarut ini mungkin secara signifikan meningkatkan peluang Lee terkena hiponatremia.
Aktor laga itu juga dilaporkan menggunakan diuretik untuk membersihkan tubuhnya dari natrium dan membuat ototnya tampak lebih robek. Selain itu, sumber yang dekat dengan Bruce Lee mengklaim bahwa dia mulai minum "sepuluh hingga dua puluh botol keramik sake" sehari di bulan-bulan terakhir hidupnya.
Mempertimbangkan faktor gaya hidup ini, para peneliti mengatakan Lee mungkin mengalami edema serebral dua bulan sebelum kematiannya, ketika dia muntah, pingsan, dan mulai kejang. Meskipun dia pulih dari kejadian tersebut dan tidak didiagnosis dengan hiponatremia pada saat itu, penulis penelitian berpendapat bahwa penyakit yang tidak dapat dijelaskan ini mungkin telah meramalkan apa yang akan terjadi.
“Singkatnya, Bruce Lee memiliki banyak faktor risiko yang menjadi predisposisi hiponatremia akibat gangguan pada mekanisme homeostasis air yang mengatur asupan air dan ekskresi air,” kata mereka. “Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal yakni ketidakmampuan mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis air,"pungkas laporan itu.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(wsb)
tulis komentar anda