Dari Napas Gunung Berapi, Ilmuwan Prediksi Kapan Waktu Meletusnya
Selasa, 22 November 2022 - 13:08 WIB
“Kami tahu bahwa rasio isotop helium menjadi sangat tinggi ketika aktivitas magma meningkat. Kami masih mempelajari kenapa saat peningkatan magmatik banyak gas helium dilepas dari mantel Bumi,” beber Sumino.
Sumino dan tim mencari jawabannya pemeriksaan gas fumerol di sekitar Kusatsu-Shirane, gunung berapi aktif sekitar 150 km barat laut Tokyo. Mereka mengambil sampel gas untuk diperika ke laboratorium setiap beberapa bulan antara tahun 2014 dan 2021.
Para peneliti dapat memastikan pengukuran yang tepat dari komponen isotop, menemukan hubungan antara rasio argon-40 dengan helium-3 ('nilai tinggi'). Ini merupakan isotop helium yang banyak ditemukan saat kerusuhan magmatik.
“Dengan menggunakan model komputer, kami mengungkapkan bahwa rasio tersebut mencerminkan seberapa banyak magma bawah tanah yang berbusa. Kemudian membuat gelembung gas vulkanik yang terpisah dari magma cair,” jelas Sumino.
Sejauh mana magma berbusa mengontrol berapa banyak gas magmatik dalam sistem hidrotermal di bawah gunung berapi dan seberapa apung magma itu, ini ditandai sebagai hal pertama terkait dengan risiko letusan freatik. Di mana peningkatan tekanan air dalam sistem hidrotermal menyebabkan letusan.
“Bagian terakhir ini akan meningkatkan laju pendakian magma, menghasilkan letusan magmatik,” tegas Sumino. Kolaborasi penelitian sekarang sedang mengembangkan jenis spektrometer massa portabel yang dapat digunakan di lapangan untuk menganalisis waktu secara nyata.
tulis komentar anda