12 Orang Difabel Sukses Selesaikan Pelatihan Misi Luar Angkasa
Selasa, 20 Desember 2022 - 09:47 WIB
JAKARTA - Sebanyak 12 orang difabel berhasil menyelesaikan pelatihan misi luar angkasa. Ini bukti bahwa luar angkasa tidak haram buat difabel.
Dalam pelatihan itu mereka dibawa terbang hingga 25.000 kaki dari bumi. Seluruh peserta datang dari beberapa negara yakni Australia, Brasil, Jerman, Spanyol, dan Amerika Serikat. Mereka semuanya merupakan difabel yang mengalami gangguan mobilitas, pendengaran, dan penglihatan.
Selama pelatihan belasan difabel tersebut diwajibkan mengenakan pakaian ruang angkasa . Hal itu dilakukan untuk melihat dan membuktikan bahwa pakaian ruang angkasa masih sangat layak dikenakan oleh para difabel. Pakaian itu juga tidak menyulitkan mereka dalam beraktivitas di pesawat ruang angkasa.
Tidak hanya itu, pesawat ruang angkasa yang mereka gunakan juga melakukan 18 kali manuver parabolik. Gerakan itu dilakukan guna memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengetahui apa saja yang mereka perlukan agar perjalanan luar angkasa tetap nyaman buat difabel.
Setiap difabel disebutkan Daily Mail menjalani ujian tersendiri. Kelompok difabel dengan gangguan penglihatan dizinkan mencoba dinding kabin yang sudah dilengkapi dengan grafik taktil. Hal itu dilakukan agar mereka bisa meraba dan dan berorientasi dengan kondisi sekitar.
Bagi peserta yang memiliki gangguan pendengaran diberikan kesempatan utnuk menggunakan perangkat lunak personalisasi suara inovatif SonicCloud. Perangkat itu memungkinkan pengguna menyesuaikan audio dengan kemampuan pendengaran mereka.
Begitu juga dengan peserta tunarungu yang dicoba mempraktikkan bahasa isyarat meski berada dalam kondisi gravitasi nol. "Saat ini memang masih banyak yang perlu dilakukan agar ruang angkasa bisa diakses oleh semua orang. Pelagtihan ini merupakan adanya perkembangan yang sangat baik karena kita menempuh jalan yang benar," ujar Anna Voelker dari AstroAccess.
Diketahui AstroAccess memang sangat fokus pada upaya memberikan kesempatan buat para difabel untuk menjadi bagian penting dalam upaya dunia menjelajah luar angkasa. Penjelajahan luar angkasa yang berlangsung sangat cepat belakangan ini sejatinya tidak boleh meninggalkan kaum difabel.
"Kami percaya bahwa batasan yang ada dengan penjelajahan luar angkasa itu hanyalah diri kita sendiri. Kami percaya bahwa suatu saat nanti ruang angkasa akan bisa dinikmati oleh semua orang," ujar Dylan Taylor, pendiri AstroAccess.
Dalam pelatihan itu mereka dibawa terbang hingga 25.000 kaki dari bumi. Seluruh peserta datang dari beberapa negara yakni Australia, Brasil, Jerman, Spanyol, dan Amerika Serikat. Mereka semuanya merupakan difabel yang mengalami gangguan mobilitas, pendengaran, dan penglihatan.
Selama pelatihan belasan difabel tersebut diwajibkan mengenakan pakaian ruang angkasa . Hal itu dilakukan untuk melihat dan membuktikan bahwa pakaian ruang angkasa masih sangat layak dikenakan oleh para difabel. Pakaian itu juga tidak menyulitkan mereka dalam beraktivitas di pesawat ruang angkasa.
Tidak hanya itu, pesawat ruang angkasa yang mereka gunakan juga melakukan 18 kali manuver parabolik. Gerakan itu dilakukan guna memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengetahui apa saja yang mereka perlukan agar perjalanan luar angkasa tetap nyaman buat difabel.
Setiap difabel disebutkan Daily Mail menjalani ujian tersendiri. Kelompok difabel dengan gangguan penglihatan dizinkan mencoba dinding kabin yang sudah dilengkapi dengan grafik taktil. Hal itu dilakukan agar mereka bisa meraba dan dan berorientasi dengan kondisi sekitar.
Bagi peserta yang memiliki gangguan pendengaran diberikan kesempatan utnuk menggunakan perangkat lunak personalisasi suara inovatif SonicCloud. Perangkat itu memungkinkan pengguna menyesuaikan audio dengan kemampuan pendengaran mereka.
Begitu juga dengan peserta tunarungu yang dicoba mempraktikkan bahasa isyarat meski berada dalam kondisi gravitasi nol. "Saat ini memang masih banyak yang perlu dilakukan agar ruang angkasa bisa diakses oleh semua orang. Pelagtihan ini merupakan adanya perkembangan yang sangat baik karena kita menempuh jalan yang benar," ujar Anna Voelker dari AstroAccess.
Diketahui AstroAccess memang sangat fokus pada upaya memberikan kesempatan buat para difabel untuk menjadi bagian penting dalam upaya dunia menjelajah luar angkasa. Penjelajahan luar angkasa yang berlangsung sangat cepat belakangan ini sejatinya tidak boleh meninggalkan kaum difabel.
"Kami percaya bahwa batasan yang ada dengan penjelajahan luar angkasa itu hanyalah diri kita sendiri. Kami percaya bahwa suatu saat nanti ruang angkasa akan bisa dinikmati oleh semua orang," ujar Dylan Taylor, pendiri AstroAccess.
(wsb)
tulis komentar anda