Bumi Mencapai Titik Terdekat dengan Matahari, Berpotensi Dihantam Badai Geomagnetik
Kamis, 05 Januari 2023 - 22:42 WIB
FLORIDA - Bumi mencapai titik terdekatnya dengan matahari sepanjang tahun dalam peristiwa yang disebut perihelion pada 4 Januari 2023. Bumi mengorbit 147 juta kilometer dari matahari , atau kira-kira 4,8 juta km lebih dekat dari aphelion Bumi, titik terjauhnya dari matahari.
Bumi tidak mengorbit pada matahari dalam lingkaran sempurna melainkan dalam elips yang goyah. Orbit elips ini secara alami berarti Bumi bergerak lebih dekat ke matahari pada waktu tertentu dalam setahun.
Selama bertahun-tahun, perihelion Bumi telah terjadi dalam beberapa minggu dari titik balik matahari musim dingin. Ini merupakan awal resmi musim dingin di Belahan Bumi Utara, ketika Kutub Utara berada pada kemiringan terjauh dari matahari dan Kutub Selatan miring lebih dekat ke arah matahari.
Namun, perkawinan titik balik matahari dan perihelion ini hanyalah sebuah kebetulan. Sebab, titik balik matahari adalah tentang kemiringan Bumi ke arah atau menjauh dari matahari, sedangkan perihelion adalah tentang jarak fisik Bumi dari matahari.
Waktu terjadinya perihelion yang sebenarnya selalu bergeser, berubah sekitar dua hari setiap abad karena keanehan kecil di orbit Bumi. Pada tahun 1246, perihelion dan titik balik matahari musim dingin benar-benar terjadi pada hari yang sama.
“Ribuan tahun dari sekarang, pada tahun 6430, perihelion akan berbaris sempurna dengan ekuinoks musim semi pada 20 Maret,” keterangan laman Space, Kamis (5/1/2023).
Tahun ini ketika Bumi berada pada titik terdekat dengan matahari, diketahui bersamaan dengan badai geomagnetik kelas G1 kecil yang akan menghantam Bumi. Pada tanggal 4 dan 5 Januari 2023, gumpalan partikel matahari yang bergerak lambat disebut coronal mass ejection (CME) akan menghantam medan magnet bumi.
Bumi tidak mengorbit pada matahari dalam lingkaran sempurna melainkan dalam elips yang goyah. Orbit elips ini secara alami berarti Bumi bergerak lebih dekat ke matahari pada waktu tertentu dalam setahun.
Selama bertahun-tahun, perihelion Bumi telah terjadi dalam beberapa minggu dari titik balik matahari musim dingin. Ini merupakan awal resmi musim dingin di Belahan Bumi Utara, ketika Kutub Utara berada pada kemiringan terjauh dari matahari dan Kutub Selatan miring lebih dekat ke arah matahari.
Namun, perkawinan titik balik matahari dan perihelion ini hanyalah sebuah kebetulan. Sebab, titik balik matahari adalah tentang kemiringan Bumi ke arah atau menjauh dari matahari, sedangkan perihelion adalah tentang jarak fisik Bumi dari matahari.
Waktu terjadinya perihelion yang sebenarnya selalu bergeser, berubah sekitar dua hari setiap abad karena keanehan kecil di orbit Bumi. Pada tahun 1246, perihelion dan titik balik matahari musim dingin benar-benar terjadi pada hari yang sama.
“Ribuan tahun dari sekarang, pada tahun 6430, perihelion akan berbaris sempurna dengan ekuinoks musim semi pada 20 Maret,” keterangan laman Space, Kamis (5/1/2023).
Tahun ini ketika Bumi berada pada titik terdekat dengan matahari, diketahui bersamaan dengan badai geomagnetik kelas G1 kecil yang akan menghantam Bumi. Pada tanggal 4 dan 5 Januari 2023, gumpalan partikel matahari yang bergerak lambat disebut coronal mass ejection (CME) akan menghantam medan magnet bumi.
tulis komentar anda