Bumi Mencapai Titik Terdekat dengan Matahari, Berpotensi Dihantam Badai Geomagnetik
Kamis, 05 Januari 2023 - 22:42 WIB
Menurut NOAA, tabrakan itu diperkirakan akan memicu badai geomagnetik kelas G1 kecil yang dapat melumpuhkan jaringan listrik sementara. Selain itu, menyebabkan pemadaman radio dan mendorong aurora warna-warni lebih jauh ke selatan dari biasanya.
Badai geomagnetik dipicu oleh CME, semburan raksasa partikel bermuatan yang dilepaskan dari matahari ketika garis medan magnet di permukaan matahari bergejolak. Kejadian ini sering dikaitkan dengan bintik matahari, daerah gelap dengan aktivitas magnet yang intens yang membuka dan menutup secara berkala di permukaan matahari.
Jika bintik matahari mengarah ke Bumi ketika terjadi salah satu ledakan magnet ini, maka CME yang dihasilkan akan menuncur ke arah Bumi dalam beberapa hari. CME diperkirakan akan menghantam Bumi pada 4 dan 5 Januari akibat ledakan dari bintik matahari yang menghadap Bumi pada 30 Desember 2022.
“Namun, badai dengan ketegori lemah ini sepertinya tidak akan berdampak lama pada planet kita (Bumi) atau penghuninya, Jadi nikmati pertunjukan cahaya kosmik (Aurora) jika Anda bisa,” demikian keterangan NOAA dikutip dari laman Live Science.
Badai geomagnetik dipicu oleh CME, semburan raksasa partikel bermuatan yang dilepaskan dari matahari ketika garis medan magnet di permukaan matahari bergejolak. Kejadian ini sering dikaitkan dengan bintik matahari, daerah gelap dengan aktivitas magnet yang intens yang membuka dan menutup secara berkala di permukaan matahari.
Jika bintik matahari mengarah ke Bumi ketika terjadi salah satu ledakan magnet ini, maka CME yang dihasilkan akan menuncur ke arah Bumi dalam beberapa hari. CME diperkirakan akan menghantam Bumi pada 4 dan 5 Januari akibat ledakan dari bintik matahari yang menghadap Bumi pada 30 Desember 2022.
“Namun, badai dengan ketegori lemah ini sepertinya tidak akan berdampak lama pada planet kita (Bumi) atau penghuninya, Jadi nikmati pertunjukan cahaya kosmik (Aurora) jika Anda bisa,” demikian keterangan NOAA dikutip dari laman Live Science.
(wib)
tulis komentar anda