Mengenal Unmanned Underwater Vehicles, Kendaraan Bawah Laut yang Serba Guna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Unmanned Underwater Vehicles (UUV) merupakan kendaraan bawah air tanpa awak yang dapat dikendalikan dalam jarak tertentu. UUV dikenal sebagai kendaraan berteknologi tinggi yang biasanya digunakan untuk kegiatan militer atau penelitian.
Menurut Parangtritis Geomaritme Science Park, pada tahun 2019 sempat ditemukan tiga seaglider atau Unmanned Underwater Vehicles (UUV) di perairan Indonesia.
Hal tersebut terulang di tahun 2020 ketika ditemukan UUV oleh nelayan di kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Baca juga : Temuan Drone Bawah Laut Ancaman Serius Pertahanan RI
Ditemukannya UUV di wilayah perairan Indonesia ini diduga merupakan perbuatan dari negara asing yang menginginkan informasi atau mengeksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia.
Inspirasi pembentukan UUV ini bermula ketika munculnya kapal kapal listrik milik Jerman di Perang Dunia I. Kapal tersebut dilengkapi dengan peledak yang kemudian diarahkan pada kapal berukuran besar milik musuh.
Namun kini pembuatan UUV ini lebih diutamakan untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang yang berkelanjutan sehingga berguna untuk kepentingan penelitian ataupun pertahanan.
Fungsi tersebut sangat berguna lantaran teknologi penginderaan jauh seperti satelit tidak dapat diandalkan bila di dalam air.
UUV memiliki kemampuan yang dapat mengambil data Multibeam dan Side Scan Sonar. Data yang didapatkan nantinya dapat digunakan untuk kepentingan pemetaan laut, kepentingan industri kelautan, dan juga untuk kepentingan militer, seperti untuk membuat kapal selam.
Baca juga : Tidak Hanya China, Ini Negara yang Mengembangkan Drone Bawah Laut
Penggunaan UUV juga biasa disebut dengan drone di daerah konflik yang dapat digunakan untuk memperkuat pertahanan.
Dilansir dari Blue Robotics, UUV, terkadang juga disebut Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Teknologi ini dapat mengikuti rute yang telah ditentukan, dan memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang terbatas.
Kendaraan tanpa awak ini juga mempunyai fungsi untuk merekam data di bawah laut seperti suhu dan salinitas. Hingga aktivitas di laut seperti pertambangan, pengeboran bawah laut, dan juga penangkapan ikan membutuhkan data tersebut.
Sedangkan guna utama bagi militer adalah untuk mendapatkan data salinitas, arus, dan suhu di suatu kedalaman laut.
Sebab data tersebut akan mempengaruhi terutama pada kesenyapan kapal selam. Pada kondisi tertentu, di suatu titik kapal selam dapat bersembunyi sebab sinyal sonar sulit menembus karena dibiaskan oleh salinitas, arus, dan temperatur.
Menurut Parangtritis Geomaritme Science Park, pada tahun 2019 sempat ditemukan tiga seaglider atau Unmanned Underwater Vehicles (UUV) di perairan Indonesia.
Hal tersebut terulang di tahun 2020 ketika ditemukan UUV oleh nelayan di kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Baca juga : Temuan Drone Bawah Laut Ancaman Serius Pertahanan RI
Ditemukannya UUV di wilayah perairan Indonesia ini diduga merupakan perbuatan dari negara asing yang menginginkan informasi atau mengeksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia.
Inspirasi pembentukan UUV ini bermula ketika munculnya kapal kapal listrik milik Jerman di Perang Dunia I. Kapal tersebut dilengkapi dengan peledak yang kemudian diarahkan pada kapal berukuran besar milik musuh.
Namun kini pembuatan UUV ini lebih diutamakan untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang yang berkelanjutan sehingga berguna untuk kepentingan penelitian ataupun pertahanan.
Fungsi tersebut sangat berguna lantaran teknologi penginderaan jauh seperti satelit tidak dapat diandalkan bila di dalam air.
UUV memiliki kemampuan yang dapat mengambil data Multibeam dan Side Scan Sonar. Data yang didapatkan nantinya dapat digunakan untuk kepentingan pemetaan laut, kepentingan industri kelautan, dan juga untuk kepentingan militer, seperti untuk membuat kapal selam.
Baca juga : Tidak Hanya China, Ini Negara yang Mengembangkan Drone Bawah Laut
Penggunaan UUV juga biasa disebut dengan drone di daerah konflik yang dapat digunakan untuk memperkuat pertahanan.
Dilansir dari Blue Robotics, UUV, terkadang juga disebut Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Teknologi ini dapat mengikuti rute yang telah ditentukan, dan memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang terbatas.
Kendaraan tanpa awak ini juga mempunyai fungsi untuk merekam data di bawah laut seperti suhu dan salinitas. Hingga aktivitas di laut seperti pertambangan, pengeboran bawah laut, dan juga penangkapan ikan membutuhkan data tersebut.
Sedangkan guna utama bagi militer adalah untuk mendapatkan data salinitas, arus, dan suhu di suatu kedalaman laut.
Sebab data tersebut akan mempengaruhi terutama pada kesenyapan kapal selam. Pada kondisi tertentu, di suatu titik kapal selam dapat bersembunyi sebab sinyal sonar sulit menembus karena dibiaskan oleh salinitas, arus, dan temperatur.
(bim)