Terletak di Indonesia, Patahan Banda Bisa Picu Bencana Melebihi Gempa Turki
loading...
A
A
A
MALUKU - Sekelompok ilmuwan ungkap sesar atau patahan terbesar di Bumi yang bisa picu gempa bumi melebihi gempa bumi di Turki yang berada di Indonesia.
Hasil penelitian menyebut patahan tersebut tepatnya berada dalam palung di bawah Laut Banda. Zona ini adalah jurang laut yang mengerikan yang disebut “abyss”, di kedalaman 7 km.
Dipimpin oleh peneliti utama bernama Dr. Jonathan Pownall dari Australian National University (ANU) mengatakan temuan itu akan membantu para peneliti menilai bahaya tsunami di masa depan di daerah tersebut.
Sekarang para ahli geologi untuk pertama kalinya telah melihat dan mendokumentasikan the Banda Detachment Fault (BDF) yang berada di Indonesia bagian timur – dan mencari tahu bagaimana patahan itu bisa terbentuk.
Hal ini dapat menyebabkan terobosan dalam prediksi tsunami untuk daerah tersebut, yang merupakan bagian dari Cincin Api – sebuah wilayah di sekitar cekungan Samudra Pasifik yang dikenal karena gempa bumi dan letusan gunung berapi.
“Palung atau abyss yang telah dikenal selama 90 tahun, tetapi sampai sekarang tidak ada yang bisa menjelaskan: Bagaimana daerah itu bisa begitu dalam?,” tanya Dr. Pownall seperti dilansir dari Space Daily.
“Dari penelitian kami menemukan bahwa jurang di laut sedalam 7 km di bawah Laut Banda, di sebelah timur Indonesia, dibentuk oleh perluasan sepanjang apa yang mungkin merupakan bidang patahan terbesar yang teridentifikasi di planet Bumi,” tambah Dr. Pownall
Detachment faulting atau “detasemen patahan” dikaitkan dengan tektonik ekstensional berskala besar.
Dr. Pownall mengatakan patahan ini, the Banda Detachment, merepresentasikan robekan di dasar lautan yang terpapar seluas lebih dari 60.000 kilometer persegi.
Dr. Pownall juga mengatakan bahwa penemuan patahan Detasemen Banda yang berada di sekitar kordinat 05°52′22.3″S 130°35′40.1″E ini akan membantu peneliti untuk menilai bahaya tsunami dan gempa bumi di masa depan.
“Di daerah dengan risiko gempa dan tsunami ekstrem, pengetahuan tentang patahan utama seperti Detasemen Banda, yang dapat membuat gempa besar 8SR ketika mereka tergelincir, merupakan hal mendasar untuk dapat menilai dengan benar dalam hal bahaya tektonik,” katanya.
Hasil penelitian menyebut patahan tersebut tepatnya berada dalam palung di bawah Laut Banda. Zona ini adalah jurang laut yang mengerikan yang disebut “abyss”, di kedalaman 7 km.
Dipimpin oleh peneliti utama bernama Dr. Jonathan Pownall dari Australian National University (ANU) mengatakan temuan itu akan membantu para peneliti menilai bahaya tsunami di masa depan di daerah tersebut.
Sekarang para ahli geologi untuk pertama kalinya telah melihat dan mendokumentasikan the Banda Detachment Fault (BDF) yang berada di Indonesia bagian timur – dan mencari tahu bagaimana patahan itu bisa terbentuk.
Hal ini dapat menyebabkan terobosan dalam prediksi tsunami untuk daerah tersebut, yang merupakan bagian dari Cincin Api – sebuah wilayah di sekitar cekungan Samudra Pasifik yang dikenal karena gempa bumi dan letusan gunung berapi.
“Palung atau abyss yang telah dikenal selama 90 tahun, tetapi sampai sekarang tidak ada yang bisa menjelaskan: Bagaimana daerah itu bisa begitu dalam?,” tanya Dr. Pownall seperti dilansir dari Space Daily.
“Dari penelitian kami menemukan bahwa jurang di laut sedalam 7 km di bawah Laut Banda, di sebelah timur Indonesia, dibentuk oleh perluasan sepanjang apa yang mungkin merupakan bidang patahan terbesar yang teridentifikasi di planet Bumi,” tambah Dr. Pownall
Detachment faulting atau “detasemen patahan” dikaitkan dengan tektonik ekstensional berskala besar.
Dr. Pownall mengatakan patahan ini, the Banda Detachment, merepresentasikan robekan di dasar lautan yang terpapar seluas lebih dari 60.000 kilometer persegi.
Dr. Pownall juga mengatakan bahwa penemuan patahan Detasemen Banda yang berada di sekitar kordinat 05°52′22.3″S 130°35′40.1″E ini akan membantu peneliti untuk menilai bahaya tsunami dan gempa bumi di masa depan.
“Di daerah dengan risiko gempa dan tsunami ekstrem, pengetahuan tentang patahan utama seperti Detasemen Banda, yang dapat membuat gempa besar 8SR ketika mereka tergelincir, merupakan hal mendasar untuk dapat menilai dengan benar dalam hal bahaya tektonik,” katanya.
(wbs)