Riset DRM Temukan Faktor Penyebab WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri khususnya ke Singapura dan Malaysia membuat gusar para tenaga kesehatan Indonesia.
Berdasarkan hal itu riset yang dilakukan Doctor Research in Management (DRM) temukan beberapa faktor yang mendorong hal itu.
Melihat hal tersebut, dr Ediansyah yang merupakan direktur RS Anisa Tangerang lantas menjadikan fenomena itu dalam disertasinya saat mengambil program doktoral dengan tema "Pengaruh dan Anteseden Kemampuan Berjejaring terhadap Kinerja Rumah Sakit yang Dimoderasi oleh Ekosistem Wisata Medis dan Dinamika Lingkungan Eksternal" yang dipaparkannya dalam Sidang Promosi Doctor of Research in Management (DRM) di Binus Business School Sabtu (11/3/2023).
"Saya mengambil tema ini karena melihat fenomena banyaknya orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri ketimbang Indonesia," ungkap dr Ediansyah
'' Dari riset ini, saya berupaya melihat faktor kenapa orang Indonesia lebih memilih menjalani pengobatan di luar negeri ketimbang memanfaatkan fasilitas kesehatan Tanah Air. Padal Indonesia punya 3000-an lebih rumah sakit yang sebagian besar punya standar internasional," lanjutnya.
Dari riset yang dilakukannya itu, menunjukkan bahwa kemampuan berjejaring, orientasi pasar, serta integrasi sumber daya berpengaruh positif terhadap kinerja rumah sakit.
"Dari riset yang saya sebar dalam penelitian untuk disertasi unit alisisnya adalah rumah sakit tipe A dan B bukan pasiennya. Dimana sebagai sampel adalah 241 rumah sakit tipe A dan B dengan respondennya adalah pimpinan rumah sakitnya, entah itu direksinya maupun direkturnya," tegasnya.
Dari disertasi program doktoralnya terkait wisata medis itu, dirinya berharap pemerintah dan swasta baik itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) maupun stakeholder terkait perlu membentuk stakeholder ekosistem wisata medis dan mendorong setiap daerah yang punya potensi wisata juga mengembangkan rumah sakitnya agar masyarakat mau datang sekaligus berwisata medis.
"Saya juga dalam penelitian berharap perbaikan kinerja rumah sakit dengan memberikan angka pasti biaya saat pasien dirawat, lalu menyiapkan akomodasinya. Kemudian bagaimana rumah sakit harus menyediakan sumber daya manusia dengan kemampuan komunikasi yang baik," terangnya.
Sementara itu pihak Binus Business School yang diwakili Deputy Head of Doctor of Research in Management Binus Business School yang sekaligus sebagai co-promotor program doktoral dr. Ediansyah, Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro menyatakan pihaknya terus berupaya memfasilitasi mahasiswanya yang ingin mengambil program doktor di tempatnya.
Berdasarkan hal itu riset yang dilakukan Doctor Research in Management (DRM) temukan beberapa faktor yang mendorong hal itu.
Melihat hal tersebut, dr Ediansyah yang merupakan direktur RS Anisa Tangerang lantas menjadikan fenomena itu dalam disertasinya saat mengambil program doktoral dengan tema "Pengaruh dan Anteseden Kemampuan Berjejaring terhadap Kinerja Rumah Sakit yang Dimoderasi oleh Ekosistem Wisata Medis dan Dinamika Lingkungan Eksternal" yang dipaparkannya dalam Sidang Promosi Doctor of Research in Management (DRM) di Binus Business School Sabtu (11/3/2023).
"Saya mengambil tema ini karena melihat fenomena banyaknya orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri ketimbang Indonesia," ungkap dr Ediansyah
'' Dari riset ini, saya berupaya melihat faktor kenapa orang Indonesia lebih memilih menjalani pengobatan di luar negeri ketimbang memanfaatkan fasilitas kesehatan Tanah Air. Padal Indonesia punya 3000-an lebih rumah sakit yang sebagian besar punya standar internasional," lanjutnya.
Dari riset yang dilakukannya itu, menunjukkan bahwa kemampuan berjejaring, orientasi pasar, serta integrasi sumber daya berpengaruh positif terhadap kinerja rumah sakit.
"Dari riset yang saya sebar dalam penelitian untuk disertasi unit alisisnya adalah rumah sakit tipe A dan B bukan pasiennya. Dimana sebagai sampel adalah 241 rumah sakit tipe A dan B dengan respondennya adalah pimpinan rumah sakitnya, entah itu direksinya maupun direkturnya," tegasnya.
Dari disertasi program doktoralnya terkait wisata medis itu, dirinya berharap pemerintah dan swasta baik itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) maupun stakeholder terkait perlu membentuk stakeholder ekosistem wisata medis dan mendorong setiap daerah yang punya potensi wisata juga mengembangkan rumah sakitnya agar masyarakat mau datang sekaligus berwisata medis.
"Saya juga dalam penelitian berharap perbaikan kinerja rumah sakit dengan memberikan angka pasti biaya saat pasien dirawat, lalu menyiapkan akomodasinya. Kemudian bagaimana rumah sakit harus menyediakan sumber daya manusia dengan kemampuan komunikasi yang baik," terangnya.
Sementara itu pihak Binus Business School yang diwakili Deputy Head of Doctor of Research in Management Binus Business School yang sekaligus sebagai co-promotor program doktoral dr. Ediansyah, Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro menyatakan pihaknya terus berupaya memfasilitasi mahasiswanya yang ingin mengambil program doktor di tempatnya.