Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa Ramadan di Luar Angkasa? Ini Kisah Menariknya

Jum'at, 24 Maret 2023 - 18:00 WIB
loading...
A A A
Dia menyinggung bagaimana rekannya dari Amerika John Fabian mendoakannya dengan baik ketika Arab Saudi mengumumkan bahwa bulan sabit telah terlihat, menandai akhir Ramadan dan awal Idul Fitri.

Pangeran Salman memiliki menu khusus di pesawat ulang-alik, termasuk ayam asam manis, jagung manis rebus, keju kembang kol, salad tuna, pasta, udang, salmon, ayam goreng, cokelat panas, buah-buahan dan sayuran, serta kopi dan teh tanpa kafein.

Selain Pangeran Sultan bin Salman, ada astronot Malaysia Sheikh Muszaphar Shukor yang pernah menghabiskan beberapa hari Ramadan di luar angkasa pada tahun 2007. Dia diluncurkan menggunakan roket Soyuz Rusia dari pelabuhan antariksa Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.



Namun, dia tidak berpuasa saat menjalankan misi ke luar angkasa yang bertepatan dengan bulan Ramadan. “Islam sangat lunak. Jika saya tidak bisa berpuasa di luar angkasa, saya selalu bisa kembali dan melakukannya di lain waktu,” kata Mr Shukor beberapa minggu sebelum peluncurannya.

Dilaporkan dia juga merayakan Idul Fitri di luar angkasa untuk rekan-rekannya. Dia membawa beberapa sate Malaysia, atau tusuk sate potongan daging pedas, dan kue kering bersamanya.
Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa Ramadan di Luar Angkasa? Ini Kisah Menariknya


Astronot UEA Sultan Al Neyadi selama Ramadan di luar angkasa kemungkinan tidak akan berpuasa dengan alasan kesehatan dan keselamatan misi jangka panjang. “Saya dalam definisi seorang musafir, dan kita sebenarnya bisa berbuka puasa dan itu tidak wajib,” ujarnya dikutip SINDOnews dari laman thenationalnews, Jumat (24/3/2023).

Dia mengatakan bahwa jika mendapat kesempatan, dia akan menjalankan puasa beberapa hari, dan akan berbagi makanan dengan rekan-rekannya di ISS. “Selama enam bulan, kita akan melewati saat-saat yang sangat menyenangkan seperti Idul Fitri dan Ramadan,” katanya.

Untuk puasa dan salat di luar angkasa, para astronot dapat mengikuti zona waktu yang digunakan di stasiun luar angkasa, yaitu UTC atau yang disebut juga GMT. Bahkan, astronot Muslim dapat mengikuti waktu Makkah.
(wib)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2215 seconds (0.1#10.140)