Lubang Raksasa di Matahari Bertambah, NASA Minta Penduduk Bumi Waspada!

Rabu, 29 Maret 2023 - 11:42 WIB
loading...
Lubang Raksasa di Matahari Bertambah, NASA Minta Penduduk Bumi Waspada!
Lubang hitam raksasa kedua di matahari bertambah. FOTO/ INSIDER
A A A
NEW YORK - Sebuah lubang raksasa ke 2 muncul di atmosfer Matahar i, hal ini bisa menyebabkan semburan angin surya ke 1,8 juta mph ke Bumi.



Peristiwa ini sebenarnya bukan fenomena langka, namun tetap menjadi pertunjukan kosmik spektakuler yang layak untuk diamati.

Lubang ini akan melepaskan angin matahari ke luar angkasa, yang dapat merusak satelit dan mengungkapkan aurora yang menakjubkan jika mencapai Bumi.

Para ilmuwan mengatakan kubang korona mulai terlihat saat matahari berotasi. Observatorium Dinamika Matahari NASA menyebut lubang korona cukup umum, tetapi biasanya muncul ke arah kutub matahari, tempat anginnya dimuntahkan ke luar angkasa.

'' Tetapi saat matahari bersiap untuk mencapai puncak aktivitas, yang terjadi setiap 11 tahun, Yang berada di ekuator berarti kita dijamin akan melihat angin kencang di Bumi beberapa hari setelah berputar melewati meridian pusat," kata Mathew Owens, seorang profesor fisika ruang angkasa di University of Reading kepada Insider Rabu (29/3/2023).

Foto lubang korona di atas diambil oleh Solar Dynamics Observatory NASA pada 8 November lalu, dan baru dirilis 12 hari setelahnya. Lantas, apa yang menyebabkan kemunculan lubang raksasa tersebut?

Dalam takarir foto tersebut, NASA menjelaskan bahwa lubang yang luas bisa terbuka di atmosfer bagian atas matahari atau disebut korona, akibat medan magnet dinamis bintang tersebut.

Tak hanya bisa menyebabkan bintik matahari dan semburan matahari, bidang dan liukan medan magnet juga bisa membuka lubang sementara di korona. Seperti halnya lubang pada lapisan ozon Bumi, lubang koronal sebenarnya tidak benar-benar bolong dan menembus atmosfer.

Tetapi hanya berupa area yang lebih dingin dan kurang padat dibandingkan plasma di sekelilingnya.

Menurut Space Weather Prediction Center (SWPC), terbukanya atmosfer matahari memungkinkan partikel-partikel berenergi tersembur keluar lebih cepat ketimbang angin surya normal.

Aliran super cepat ini dapat menyebabkan gangguan di magnetosfer Bumi yang membahayakan satelit dan jaringan listrik.

Partikel-partikel berenergi tersebut juga bisa memperkuat aurora-aurora di planet kita, baik di kutub utara maupun selatan.

NASA menduga, lubang inilah yang menjadi penyebab munculnya aurora-aurora kuat dengan warna-warna cerah di Nebraska awal bulan ini.

Lubang koronoal akan muncul lebih sering saat Matahari mendekati siklus minimum 11 tahunan, yang kali ini jatuh pada tahun 2019 mendatang. Lubang-lubang tersebut dapat bertahan selama beberapa kali rotasi Matahari, yang menurut SWPC, membutuhkan waktu rata-rata 27 hari.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1112 seconds (0.1#10.140)