Fenomena Gerhana Matahari Hibrida, BRIN Lakukan Tiga Eksperimen Ini

Jum'at, 07 April 2023 - 09:51 WIB
loading...
Fenomena Gerhana Matahari...
Fenomena gerhana matahari hibrida jadi momentum penting bagi ilmuwan untuk melakukan berbagai penelitian. Foto: dok Shutterstock
A A A
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan 3 eksperimen dalam fenomena gerhana matahari hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang.

Kepala Pusat Antariksa BRIN Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan, pihaknya melakukan pengamatan lapangan di Pulau Biak, Provinsi Papua, lantaran daerah itu mengalami gerhana total. ”Kami berharap bisa mendapat data yang sangat berharga,” ujarnya kepada Antara.

Tiga eksperimen yang dilakukan BRIN berupa perekaman fenomena korona matahari, penghitungan perubahan dari terang menjadi gelap, dan riset tentang perubahan dinamika ionosfer saat gerhana.

Emanuel menjelaskan, riset tentang ionosfer sangat penting karena berdampak terhadap sistem komunikasi radio frekuensi tinggi atau high frequency. BRIN sendiri bekerja sama dengan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut dalam melakukan riset mengenai ionosfer tersebut.

”Tiga eksperimen kecil ini diharapkan bisa berdampak besar baik untuk riset di tempat kami maupun pada hal-hal terkait edukasi maupun kerja sama,” kata Emanuel.

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin-penampakan itu tergantung dari lokasi pengamat. Kejadian itu disebabkan oleh lengkungan bumi.

Gerhana matahari hibrida pada 20 April 2023 mendatang adalah gerhana ke-52 dari total 80 gerhana dalam kategori siklus soros 129.

Fenomena antariksa itu bisa disaksikan mulai dari daerah Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan sebagian besar daerah lain, termasuk Jakarta, hanya akan menyaksikan gerhana matahari parsial.



Persentase ketutupan piringan matahari saat puncak gerhana di Pulau Biak sebanyak 100 persen, Jakarta (Planetarium dan Observatorium Jakarta) sebanyak 38,9 persen, dan Anyer (Komplek Mercusuar Cikoneng) sebesar 36,2 persen.

Gerhana matahari di Biak, Provinsi Papua, berlangsung selama 3 jam 5 menit dengan durasi gerhana matahari total hanya 58 detik.

Sedangkan di Jakarta, durasi kontak awal sampai akhir berlangsung selama 2 jam 37 menit. Sementara di Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, durasi gerhana berlangsung selama2jam33menit.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2023 seconds (0.1#10.140)