Pendaratan ke Bulan, Kegagalan Jepang dan Tuduhan Teori Konspirasi Amerika Serikat
loading...
A
A
A
Dalam buku We Never Went to The Moon, Bill Kaysing mengungkap banyak hal yang menunjukkan bahwa program pendaratan ke bulan hanyalah rekayasa. "Jika mereka memang benar-benar sampai ke bulan, mengapa para astronot tidak membuat sebuah sinyal dari bulan yang bisa kita lihat dari bumi. Bukan hanya menunjukkan video yang ada di televisi," tulisnya.
Dia menuduh Amerika Serikat melakukan penipuan besar itu hanya karena ingin terlihat digdaya. Amerika Serikat tidak mau kehilangan muka dari Rusia yang memiliki sejarah emas di dunia antariksa.
Hanya saja memang membandingkan kondisi yang ada saat ini dengan kondisi sebelumnya bukanlah perbandingan yang adil. Apalagi mengaitkannya dengan tipu daya Amerika Serikat tentang pendaratan ke bulan.
"Hanya karena kita bisa sampai ke bulan 50 tahun yang lalu bukan berarti kita semakin mudah datang lagi. Sejujurnya kita masih dalam fase yang sangat dini dalam memahami bulan," ujar Csaba Palotai, Program Chair of Space Sciences Department of Aerospace, Physics and Space Sciences dari Florida Institute of Technology.
Dia mengatakan saat ini teknologi dan ilmu yang ada memang semakin canggih dan akseleratif. Hanya saja bulan tetap sebuah tempat yang memang belum begitu dipahami dengan baik.
Masih banyak kondisi di bulan yang tidak terduga. Mulai atmosfer yang sangat tipis, ketiadaan sinyal GPS di permukaan bulan, hingga faktor bahan bakar yang sangat menentukan.
NASA bahkan perlu melakukan panduan yang sangat komprehensif dari bumi buat astronot yang mendarat di bulan. Perlu perhitungan yang sangat teliti dan margin kesalahan yang sangat minim agar pesawat bisa berhasil mendarat.
Kemungkinan kesalahan itu yang dialami ispace saat mengirimkan HAKUTO-R ke permukaan bulan.
Dia menuduh Amerika Serikat melakukan penipuan besar itu hanya karena ingin terlihat digdaya. Amerika Serikat tidak mau kehilangan muka dari Rusia yang memiliki sejarah emas di dunia antariksa.
Hanya saja memang membandingkan kondisi yang ada saat ini dengan kondisi sebelumnya bukanlah perbandingan yang adil. Apalagi mengaitkannya dengan tipu daya Amerika Serikat tentang pendaratan ke bulan.
"Hanya karena kita bisa sampai ke bulan 50 tahun yang lalu bukan berarti kita semakin mudah datang lagi. Sejujurnya kita masih dalam fase yang sangat dini dalam memahami bulan," ujar Csaba Palotai, Program Chair of Space Sciences Department of Aerospace, Physics and Space Sciences dari Florida Institute of Technology.
Dia mengatakan saat ini teknologi dan ilmu yang ada memang semakin canggih dan akseleratif. Hanya saja bulan tetap sebuah tempat yang memang belum begitu dipahami dengan baik.
Masih banyak kondisi di bulan yang tidak terduga. Mulai atmosfer yang sangat tipis, ketiadaan sinyal GPS di permukaan bulan, hingga faktor bahan bakar yang sangat menentukan.
NASA bahkan perlu melakukan panduan yang sangat komprehensif dari bumi buat astronot yang mendarat di bulan. Perlu perhitungan yang sangat teliti dan margin kesalahan yang sangat minim agar pesawat bisa berhasil mendarat.
Kemungkinan kesalahan itu yang dialami ispace saat mengirimkan HAKUTO-R ke permukaan bulan.