Obat Baru Inhibitor SGLT2 Bantu Kurangi Angka Laporan Temuan IDF

Selasa, 25 April 2023 - 02:49 WIB
loading...
A A A
Permintaan akan terapi baru sangat tinggi karena jumlah pasien terus meningkat akibat obesitas dan penuaan. Diabetes dibagi menjadi tipe 1 dan tipe 2, dan diabetes tipe 2 menyumbang sekitar 90% dari total pasien.

Pasar global untuk perawatan diabetes tipe 2 diperkirakan akan tumbuh dari USD 76,7 miliar pada tahun 2021 menjadi USD 81,4 miliar pada tahun 2027.

Diantara pengobatan diabetes tipe 2, penghambat SGLT2 semakin banyak digunakan karena luas dampak
pengobatanny a yang juga baik untuk penyakit jantung atau ginjal.

Sebuah perusahaan farmasi Korea, Daewoong Pharmaceutical, telah berhasil mengembangkan dan mendapatkan lisensi produk dari Kementerian Keamanan Pangan dan Obat Korea untuk “Enavogliflozin,” Obat Baru Diabetes Pertama di Korea yang berafiliasi dengan penghambat SGLT2.

Obat ini akan dirilis pada paruh pertama tahun ini di Korea, dan saat ini Daewoong Pharmaceutical juga sedang melakukan uji klinis Enavogliflozin di Tiongkok dan Jepang. Daewoong Pharmaceutical berencana menjadikan Enavogliflozin sebagai blockbuster global dengan mengajukan permohonan izin rilis di 10 negara setiap tahun hingga mencapai 50 negara
pada 2030.

Maret lalu, Daewoong Pharmaceutical juga telah mengajukan aplikasi obat baru (NDA) untuk Enavogliflozin ke Indonesia.

Enavogliflozin memiliki mekanisme untuk menurunkan gula darah dengan menekan transporter SGLT2 secara selektif yang terlibat dalam reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal ginjal dan mengeluarkan glukosa ke dalam urin. Uji klinis menunjukkan peningkatan dan keamanan gula darah dan hemoglobin terglikasi (HbA1C) yang unggul dibandingkan dengan obat komersial yang ada.

Enavogliflozin menunjukkan bahwa proporsi pasien yang mencapai target kontrol diabetes lebih dari 20% lebih tinggi daripada penghambat SGLT2 konvensional, oleh karena mencapai kurang dari 7% kadar hemoglobin terglikasi.

Obat ini juga mencatat penurunan kadar HbA1c sebesar 82,9% lebih dari 0,5% dibandingkan sebelum pengobatan, jauh melebihi hasil obat lain di kelas yang sama (40-60%). Selain itu, peningkatan berat badan, tekanan darah, profil
lipid, dan resistensi insulin.

Obat ini juga menunjukkan insiden yang sangat rendah dari efek samping yang berhubungan dengan infeksi jika dibandingkan dengan obat lain di kelas yang sama.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)