Inovasi Insinyur Turki Bikin Pesawat Tua Soviet Punya Senjata Canggih
loading...
A
A
A
ANKARA - Inovasi insinyur Turki berhasil mengintegrasikan sistem senjata canggih ke dalam struktur pesawat tua era Uni Soviet. Mereka berhasil mengintegrasikan sistem rudal jelajah modern ke jet tempur serang darat Sukhoi Su-25 Frogfoot.
Melalui perusahaan Tubitak Sage, insinyur Turki mengembangkan Winged Guidance Kit (WGK) yang mengubah bom konvensional menjadi rudal jelajah berpemandu. Dengan cara ini, pesawat tempur Su-25 dapat menggunakan bom untuk serangan jarak jauh.
Berita tentang kit panduan bom baru ini muncul setelah seorang fotografer berhasil menangkap gambar pesawat tempur Su-25 milik Angkatan Udara Azerbaijan yang terbang selama latihan udara Anatolian Eagle. Turki dan Azerbaijan diketahui terus mengintegrasikan amunisi jarak jauh dan presisi ke dalam pesawat militernya.
“Berkat UPS (sistem pemandu), bom MK-82 dan MK-83 memiliki kemampuan untuk menyerang dengan tepat di segala kondisi cuaca. Amunisi terintegrasi ini sesuai dengan standar NATO,” tulis media Turki SavunmaSanayiST.com dikutip SINDOnews dari laman Bulgarian Military, Kamis (11/5/2023).
Turki mengklaim bahwa perangkat panduan pada sistem senjata ini setara dengan rudal AGM-154 JSOW, produksi Amerika. Bom MK-82 dan MK-83 secara fungsional penting bagi Angkatan Udara Azerbaijan, karena sekarang dapat melakukan misi militer tanpa mendekati daerah berbahaya.
Turki tidak melaporkan jangkauan jarak tembak yang bisa ditempuh bom ke target dengan kit terintegrasi yang baru. Namun, bom sejenis itu jika ditembakkan dari pesawat tempur Su-25 dapat mencapai jarak hingga 30-40 km.
Berbagai sumber Turki memberikan lebih banyak informasi tentang bom MK-82 dan MK-83 produk Tubitak Sage. Setelah pilot pesawat melepaskan bom pesawat, kit pemandu mengembangkan sayap.
Kemudian bom dipandu pilot pesawat menuju koordinat target yang sudah dikunci menggunakan perangkat lunak terenkripsi INS/GPS yang presisi. Jika bom diluncurkan dari ketinggian maksimal dapat mencapai target pada jarak 100 km. Namun, jika diluncurkan dari ketinggian rendah, daya jangkaunya maksimal hingga 37 km.
Satu lagi klarifikasi penting, integrasi ini sepenuhnya kompatibel dengan pesawat tempur F-16C Block 40. Ini berarti kemungkinan besar bom MK-82 dan MK-83 WGK Tubitak Sage juga akan kompatibel dengan Sukhoi Su-27 Ukraina.
Tentu ini bisa menjadi faktor penentu dalam perang Rusia Ukraina, karena kedua negara yang bertikai itu memiliki pesawat tempur Su-25, Su-27, serta MiG-29. Artinya, integrasi bom MK-82 dan MK-83 WGK dapat dilakukan pada pesawat tempur Ukraina dan Rusia.
Melalui perusahaan Tubitak Sage, insinyur Turki mengembangkan Winged Guidance Kit (WGK) yang mengubah bom konvensional menjadi rudal jelajah berpemandu. Dengan cara ini, pesawat tempur Su-25 dapat menggunakan bom untuk serangan jarak jauh.
Berita tentang kit panduan bom baru ini muncul setelah seorang fotografer berhasil menangkap gambar pesawat tempur Su-25 milik Angkatan Udara Azerbaijan yang terbang selama latihan udara Anatolian Eagle. Turki dan Azerbaijan diketahui terus mengintegrasikan amunisi jarak jauh dan presisi ke dalam pesawat militernya.
“Berkat UPS (sistem pemandu), bom MK-82 dan MK-83 memiliki kemampuan untuk menyerang dengan tepat di segala kondisi cuaca. Amunisi terintegrasi ini sesuai dengan standar NATO,” tulis media Turki SavunmaSanayiST.com dikutip SINDOnews dari laman Bulgarian Military, Kamis (11/5/2023).
Turki mengklaim bahwa perangkat panduan pada sistem senjata ini setara dengan rudal AGM-154 JSOW, produksi Amerika. Bom MK-82 dan MK-83 secara fungsional penting bagi Angkatan Udara Azerbaijan, karena sekarang dapat melakukan misi militer tanpa mendekati daerah berbahaya.
Turki tidak melaporkan jangkauan jarak tembak yang bisa ditempuh bom ke target dengan kit terintegrasi yang baru. Namun, bom sejenis itu jika ditembakkan dari pesawat tempur Su-25 dapat mencapai jarak hingga 30-40 km.
Berbagai sumber Turki memberikan lebih banyak informasi tentang bom MK-82 dan MK-83 produk Tubitak Sage. Setelah pilot pesawat melepaskan bom pesawat, kit pemandu mengembangkan sayap.
Kemudian bom dipandu pilot pesawat menuju koordinat target yang sudah dikunci menggunakan perangkat lunak terenkripsi INS/GPS yang presisi. Jika bom diluncurkan dari ketinggian maksimal dapat mencapai target pada jarak 100 km. Namun, jika diluncurkan dari ketinggian rendah, daya jangkaunya maksimal hingga 37 km.
Satu lagi klarifikasi penting, integrasi ini sepenuhnya kompatibel dengan pesawat tempur F-16C Block 40. Ini berarti kemungkinan besar bom MK-82 dan MK-83 WGK Tubitak Sage juga akan kompatibel dengan Sukhoi Su-27 Ukraina.
Tentu ini bisa menjadi faktor penentu dalam perang Rusia Ukraina, karena kedua negara yang bertikai itu memiliki pesawat tempur Su-25, Su-27, serta MiG-29. Artinya, integrasi bom MK-82 dan MK-83 WGK dapat dilakukan pada pesawat tempur Ukraina dan Rusia.
(wib)