Arkeolog Yakin Suku Indian Kuno Saksi Kedahsyatan Banjir Besar di Zaman Nabi Nuh
loading...
A
A
A
Berdasarkan mitologi, jelas ada suatu cerita mengenai suatu komet yang masuk ke atmosfer bumi yang akhirnya terhempas ke laut. Ada identifikasi bahwa kemungkinan tempat tabrakan itu berada di 1448 km tenggara Madagaskar.
Teori ini tidak mengada-ada. Sebuah Komet selebar 3,2 km pernah memasuki tata surya dan mengarah langsung ke bumi. Komet itu menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km per jam dan menghantam samudera, pada saat itulah segalanya kacau balau.
Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas, mungkin 9-10 kali massa komet itu sendiri dan air terus naik hingga keluar atmosfer.
Tabrakan seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta megaton atau setara dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di Nagasaki.
Hal itu tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer dan menimbulkan hujan yang sangat hebat selama 6-7 hari lamanya.
Belum lagi Tsunami raksasa di Samudera Hindia yang menerjang pantai hingga 2400 km jauhnya dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter.
Saat itu juga, badai siklon terjadi di seluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung dengan badai lautan sehingga membentuk bencana angin topan, menjadikan suatu banjir raksasa yang menutupi bumi.
Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat komet lewat dekat bumi, Masse bisa membuat perkiraan terbaik tentang kapan tepatnya komet itu menabrak.
Menurut datanya, tanggal 10 Mei 2807 SM memang ada komet yang menabrak bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait mitos seputar air bah di seluruh dunia, termasuk banjir Nabi Nuh.
Teori Masse ini mungkin bisa dibilang teori yang paling masuk akal. Namun, teori-teori di atas sama sekali tidak
ada yang dapat mewakili dari kejadian sebenarnya di masa silam.
Teori ini tidak mengada-ada. Sebuah Komet selebar 3,2 km pernah memasuki tata surya dan mengarah langsung ke bumi. Komet itu menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km per jam dan menghantam samudera, pada saat itulah segalanya kacau balau.
Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas, mungkin 9-10 kali massa komet itu sendiri dan air terus naik hingga keluar atmosfer.
Tabrakan seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta megaton atau setara dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di Nagasaki.
Hal itu tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer dan menimbulkan hujan yang sangat hebat selama 6-7 hari lamanya.
Belum lagi Tsunami raksasa di Samudera Hindia yang menerjang pantai hingga 2400 km jauhnya dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter.
Saat itu juga, badai siklon terjadi di seluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung dengan badai lautan sehingga membentuk bencana angin topan, menjadikan suatu banjir raksasa yang menutupi bumi.
Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat komet lewat dekat bumi, Masse bisa membuat perkiraan terbaik tentang kapan tepatnya komet itu menabrak.
Menurut datanya, tanggal 10 Mei 2807 SM memang ada komet yang menabrak bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait mitos seputar air bah di seluruh dunia, termasuk banjir Nabi Nuh.
Teori Masse ini mungkin bisa dibilang teori yang paling masuk akal. Namun, teori-teori di atas sama sekali tidak
ada yang dapat mewakili dari kejadian sebenarnya di masa silam.