Kitab Ibrani Tertua dan Terlengkap di Dunia Terjual Rp564 Miliar Lebih
loading...
A
A
A
Sotheby mengatakan, the Codex Sassoon diperkirakan berasal dari abad 9 akhir atau awal abad 10 secara ilmiah dan paleografis serta mengandung hampir keseluruhan isi Alkitab.
"Alkitab ini sangat penting karena mengandung catatan yang ditulis oleh para masoret antara abad ke-7 dan abad ke-9. Catatan-catatan ini, yang merupakan standar teks Alkitab ada di bagian atas dan bawah teks, juga di antara kolom-kolom di halaman itu. Ini merupakan salah satu dari dokumen paling awal dan merupakan Alkitab Ibrani hampir terlengkap dari tahun 900," lanjut Sharon.
Kopi naskah Alkitab tertua yang pernah ditemukan adalah Gulungan Naskah Laut Mati yang ditemukan di dalam gua pada tahun 1947.
Dimulai beberapa abad sebelum pembuatan Sassoon Codex, sarjana Yahudi yang dikenal sebagai Masoret mulai mengkodifikasikan tradisi lisan tentang cara mengeja, melafalkan, memberi tanda baca, dan melantunkan kata-kata dari kitab tersuci Yudaisme dengan benar.
Tidak seperti gulungan (perkamen) Taurat, di mana huruf Ibrani tidak memiliki vokal dan tanda baca. Manuskrip ini berisi anotasi luas yang menginstruksikan pembaca bagaimana melafalkan kata-kata dengan benar.
Tepatnya di mana dan kapan Sassoon Codex dibuat masih belum pasti. Sharon Liberman Mintz, spesialis Judaica senior di Sotheby's, mengatakan bahwa penanggalan radiokarbon dari perkamen tersebut memberikan perkiraan tahun 880 hingga 960.
Gaya penulisan kodeks tersebut menunjukkan bahwa penciptanya adalah juru tulis awal abad ke-10 yang tidak ditentukan di Mesir atau Levant.
"Alkitab ini sangat penting karena mengandung catatan yang ditulis oleh para masoret antara abad ke-7 dan abad ke-9. Catatan-catatan ini, yang merupakan standar teks Alkitab ada di bagian atas dan bawah teks, juga di antara kolom-kolom di halaman itu. Ini merupakan salah satu dari dokumen paling awal dan merupakan Alkitab Ibrani hampir terlengkap dari tahun 900," lanjut Sharon.
Kopi naskah Alkitab tertua yang pernah ditemukan adalah Gulungan Naskah Laut Mati yang ditemukan di dalam gua pada tahun 1947.
Dimulai beberapa abad sebelum pembuatan Sassoon Codex, sarjana Yahudi yang dikenal sebagai Masoret mulai mengkodifikasikan tradisi lisan tentang cara mengeja, melafalkan, memberi tanda baca, dan melantunkan kata-kata dari kitab tersuci Yudaisme dengan benar.
Tidak seperti gulungan (perkamen) Taurat, di mana huruf Ibrani tidak memiliki vokal dan tanda baca. Manuskrip ini berisi anotasi luas yang menginstruksikan pembaca bagaimana melafalkan kata-kata dengan benar.
Tepatnya di mana dan kapan Sassoon Codex dibuat masih belum pasti. Sharon Liberman Mintz, spesialis Judaica senior di Sotheby's, mengatakan bahwa penanggalan radiokarbon dari perkamen tersebut memberikan perkiraan tahun 880 hingga 960.
Gaya penulisan kodeks tersebut menunjukkan bahwa penciptanya adalah juru tulis awal abad ke-10 yang tidak ditentukan di Mesir atau Levant.
(wbs)