Bukti Kuat Markas Besar Apple Jiplak Konstruksi Khalifah Abbasiyah

Minggu, 21 Mei 2023 - 17:00 WIB
loading...
Bukti Kuat Markas Besar Apple Jiplak Konstruksi Khalifah Abbasiyah
Konstruksi bangunan kantor pusat Aplle yang berbentuk lingkaran dituding mirip Baghdad. FOTO/ WIRED
A A A
CALIFORNIA - Anggapan Markas Besar Apple (HQ/Headquarters) di California, Amerika Serikat terinspiransi dari arsitektur Kota Bagdad saat era Abbasiyah tidak terbantahkan.



Seperti dilansir dari Marshble, pandangan itu sangat beralasan, pasalnya kantor pusat Apple setiap detailnya sangat identik dengan detail kota Baghdad .

Konstruksi kantor bangunan ini melingkar, sebuah video memperlihatkan update pembangunan Apple Campus 2 per April 2016.

Nilai bangunan tersebut diperkirakan mencapai USD 5 triliun yang jika dikonversi ke mata uang Indonesia sekitar Rp65.775 triliun.

Kekhalifahan Abbasiyah didirikan di Baghdad oleh para Khalifah, Baghdad adalah salah satu dari kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia dan menjadi rumah bagi umat Muslim, Kristiani, Yahudi, dan penganut paganisme dari seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah.

Baghdad dianggap sebagai Zaman Keemasan Islam ketika Khalifah Abbasiyah membangun dan memerintah Baghdad setelah kematian Nabi Muhammad SAW.

Kota Bagdad didirikan di tepi barat Tigris di suatu waktu antara tahun 762 dan 767 oleh kekholifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Kalifah al-Mansyur.

Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan ahli bangunan terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syiria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang.

Dikitari 3 tembok benteng, kota ini terbagi jadi 4 bagian sama, dengan 4 jalan utama dari istana kholifah ke arah masjid agung dan terus menyebar ke seluruh Iraq.

Bukti Kuat Markas Besar Apple Jiplak Konstruksi Khalifah Abbasiyah

Meliputi kira-kira 2 mil pada tepi timur antara gerbang alun-alun al-Mu’azzam di utara dan alun-alun ash-Shorqui di selatan.

Pada zaman modern pun kota kuno Bagdad masih bisa dikenali dalam istana Abbasiyah dari akhir abad ke-12 atau 13, dalam basaar-basaar penuh tembaga dan emas, serta di masjid dan pemandian umum, yang dibangun 4 abad kekuasaan kerajaan Ottoman (1535-1918).

Bentuk melingkar Bagdad tentu saja merupakan bukti bahwa ia mencontoh daripada kota-kota Persia seperti Firouzabad di Persia.

Malah kini diketahui bahwa kedua desainer yang disewa al-Mansyur untuk merencanakan kota tersebut adalah Nowbakht, mantan Zoroastrian Persia, dan Mashallah, seorang bekas Yahudi dari Khorasan, Iran.

Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Setelah masa al-Manshur, kota Baghdad menjadi lebih termasyur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam.

Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan anaknya al-Ma’mun (813-833).

Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat kegiatan intelektual, musik, puisi, kesastraan dan filsafat mulai berkembang.

Khalifah al-Mansur, telah mengadakan penyelidikan terkait keistimewaan pada tempat yang telah dipilih untuk menjadi ibukota kerajaannya. Tentu, ia juga telah melibatkan diri di dalam membuat segala persiapan dan pelaksanaannya.

Pada masa itu Dunia Islam yang dikuasai oleh Jenghis Khan terpecah belah, saling serang menyerang satu sama lain, sehingga tidak ada sebuah kerajaan besar yang menjadi tumpuan harapan umat Islam dan sempat membangun.

Hanya ada satu cabang di India yang memiliki kekuasaan yang stabil. Namun sayang harus bersaing dengan umat Hindu sehingga praktis juga tidak sempat membangun.

Dan sekarang Kota Baghdad, ibu kota Irak sekarang memang mengambil lokasi yang sama, tetapi ia sama sekali tidak mencerminkan kemajuan kota Baghdad lama.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)