AS Siapkan Pesawat Pengebom B-1 Bone sebagai Peluncur Rudal Hipersonik
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) menyiapkan pesawat pengebom B-1 Bone untuk menguji peluncuran rudal hipersonik . Pengebom B-1B yang telah didesain menggunakan pylon eksternal baru yang mampu membawa rudal seberat 7.500 pound atau lebih dari 3.400 kg.
Boeing memberikan perincian tentang pylon atau tiang Load Adaptable Modular (LAM) baru pada pesawat pengebom B-1B di Pangkalan Angkatan Udara Tinker di Oklahoma. Pylon berfungsi seperti cantelan (hard point) pada pesawat tempur untuk membawa berbagai rudal atau persenjataan.
Boeing saat ini merupakan kontraktor utama untuk memperpanjang dan mempertahankan penggunaan pengebom B-1B dan B-52. Angkatan Udara saat ini berencana untuk menghentikan B-1B terakhir pada tahun 2036 dan mengoperasikan B-52 setidaknya tahun 2050.
“Inti dari semua ini adalah agar B-1 menjadi testbed hipersonik untuk Angkatan Udara," kata Jennifer Wong, Kepala Program Pembom di Boeing kepada Air & Space Forces Magazine dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Selasa (23/5/2023).
Sebelumnya Angkatan Udara AS menggunakan pesawat pengebom B-52 sebagai platform uji untuk rudal hipersonik AGM-183A Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW). Namun, upaya ini mengalami masalah teknis dan beberapa kegagalan uji besar sehingga program rudal hipersonik ARRW dibatalkan.
Boeing menjelaskan tiang LAM sebagai pendukung utama B-1B menjalankan peran sebagai platform uji hipersonik serta melakukan misi lainnya. Tiang-tiang itu menempel pada cantelan eksternal pengebom B-1B, yang awalnya dimaksudkan untuk membawa rudal jelajah nuklir yang diluncurkan dari udara.
Boeing memperkirakan bahwa B-1B dengan enam LAM yang dipasang di bawah badan pesawatnya dapat membawa hingga 12 rudal jelajah hipersonik. Spesifikasi rudal hipersonik yang digunakan belum diungkap secara detail.
Meski begitu, banyak pihak memperkirakan pengebom B-1B menggunakan desain rudal jelajah hipersonik eksperimental Boeing HyFly 2. Detail tentang HyFly 2 terbatas, tetapi diketahui didukung oleh mesin scramjet canggih.
Boeing memberikan perincian tentang pylon atau tiang Load Adaptable Modular (LAM) baru pada pesawat pengebom B-1B di Pangkalan Angkatan Udara Tinker di Oklahoma. Pylon berfungsi seperti cantelan (hard point) pada pesawat tempur untuk membawa berbagai rudal atau persenjataan.
Boeing saat ini merupakan kontraktor utama untuk memperpanjang dan mempertahankan penggunaan pengebom B-1B dan B-52. Angkatan Udara saat ini berencana untuk menghentikan B-1B terakhir pada tahun 2036 dan mengoperasikan B-52 setidaknya tahun 2050.
“Inti dari semua ini adalah agar B-1 menjadi testbed hipersonik untuk Angkatan Udara," kata Jennifer Wong, Kepala Program Pembom di Boeing kepada Air & Space Forces Magazine dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Selasa (23/5/2023).
Sebelumnya Angkatan Udara AS menggunakan pesawat pengebom B-52 sebagai platform uji untuk rudal hipersonik AGM-183A Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW). Namun, upaya ini mengalami masalah teknis dan beberapa kegagalan uji besar sehingga program rudal hipersonik ARRW dibatalkan.
Boeing menjelaskan tiang LAM sebagai pendukung utama B-1B menjalankan peran sebagai platform uji hipersonik serta melakukan misi lainnya. Tiang-tiang itu menempel pada cantelan eksternal pengebom B-1B, yang awalnya dimaksudkan untuk membawa rudal jelajah nuklir yang diluncurkan dari udara.
Boeing memperkirakan bahwa B-1B dengan enam LAM yang dipasang di bawah badan pesawatnya dapat membawa hingga 12 rudal jelajah hipersonik. Spesifikasi rudal hipersonik yang digunakan belum diungkap secara detail.
Meski begitu, banyak pihak memperkirakan pengebom B-1B menggunakan desain rudal jelajah hipersonik eksperimental Boeing HyFly 2. Detail tentang HyFly 2 terbatas, tetapi diketahui didukung oleh mesin scramjet canggih.