Kondisi Fisiologis Firaun Ramses II setelah Tenggelam di Laut Merah
loading...
A
A
A
Mumi Ramses II mendarat di bandara Le Bourget pada 26 September 1976, disambut Menteri Luar Negeri Prancis, Alice Saunter-Seite. Penelitian di Museum Etnologi Paris secara efektif melindungi mumi Ramses II dari jamur, dan menegaskan Ramses II memiliki kulit cerah dan rambut merah keriting.
Menurut Maurice Bucaille, penyebab kematian firaun adalah tenggelam di laut. Bucaille pun memeluk agama Islam dan menulis buku The Bible, The Qur'an and Science, setelah mempelajari mumi firaun Ramses II.
Pada 14 Mei 2020, Ali Gomaa, sarjana Islam Mesir, menimbulkan kontroversi setelah mengatakan, ketika tes dilakukan pada tubuh Ramses II, mereka menemukan bahwa dia meninggal karena mati lemas. Gomaa juga menyatakan bahwa para ilmuwan menemukan rumput laut di dalam mayatnya, yang menunjukkan bahwa ini adalah firaun yang hidup pada zaman Musa.
Namun, arkeolog Mesir Zahi Hawass pada 20 Desember 2019 pernah mengulas hal ini dalam pidatonya dalam sebuah seminar. Dia mengatakan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian hanya berdasarkan hasil CT Scan, termasuk pada mumi Ramses II.
“Kami tidak dapat memastikan apakah Ramses II adalah Firaun Musa atau bukan. Tidak mungkin dengan CT scan mengetahui apakah mumi itu mati tenggelam atau tidak. Satu-satunya bagian yang bisa membuktikan penyebab kematian akibat tenggelam adalah paru-paru, namun organ itu tidak ditemukan di dalam mumi,” kata Hawass yang juga mantan kepala Kementerian Negara Purbakala Mesir.
Menurut Hawass, identitas Firaun Mesir tidak pernah 100% terungkap. Dia juga menyebutkan bahwa Taurat menyebutkan bahwa Firaun Mesir adalah dua raja yang berbeda dan bukan satu. Ini bertentangan dengan ajaran Alquran karena menyebutkan Firaun Mesir sebagai satu orang.
Namun, menurut bukti arkeologis, tidak satu pun firaun tertentu yang terbukti hidup pada zaman para nabi. Maurice Bucaille juga pernah menyebutkan Merneptah, putra Ramses II diduga sebagai bahwa firaun pada zaman Nabi Musa karena menemukan bekas garam di tubuh Merneptah, yang diperkirakan mati akibat tenggelam di Laut Merah.
Namun, ketika mengacu pada seni mumifikasi, ditemukan semua tubuh mumi mengandung Garam Natron sebagai agen utama mumifikasi. Garam Natron adalah campuran dari Natrium Klorida, Natrium Karbonat, Natrium Bikarbonat, dan Natrium Sulfat.
Menurut Maurice Bucaille, penyebab kematian firaun adalah tenggelam di laut. Bucaille pun memeluk agama Islam dan menulis buku The Bible, The Qur'an and Science, setelah mempelajari mumi firaun Ramses II.
Pada 14 Mei 2020, Ali Gomaa, sarjana Islam Mesir, menimbulkan kontroversi setelah mengatakan, ketika tes dilakukan pada tubuh Ramses II, mereka menemukan bahwa dia meninggal karena mati lemas. Gomaa juga menyatakan bahwa para ilmuwan menemukan rumput laut di dalam mayatnya, yang menunjukkan bahwa ini adalah firaun yang hidup pada zaman Musa.
Namun, arkeolog Mesir Zahi Hawass pada 20 Desember 2019 pernah mengulas hal ini dalam pidatonya dalam sebuah seminar. Dia mengatakan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian hanya berdasarkan hasil CT Scan, termasuk pada mumi Ramses II.
“Kami tidak dapat memastikan apakah Ramses II adalah Firaun Musa atau bukan. Tidak mungkin dengan CT scan mengetahui apakah mumi itu mati tenggelam atau tidak. Satu-satunya bagian yang bisa membuktikan penyebab kematian akibat tenggelam adalah paru-paru, namun organ itu tidak ditemukan di dalam mumi,” kata Hawass yang juga mantan kepala Kementerian Negara Purbakala Mesir.
Menurut Hawass, identitas Firaun Mesir tidak pernah 100% terungkap. Dia juga menyebutkan bahwa Taurat menyebutkan bahwa Firaun Mesir adalah dua raja yang berbeda dan bukan satu. Ini bertentangan dengan ajaran Alquran karena menyebutkan Firaun Mesir sebagai satu orang.
Namun, menurut bukti arkeologis, tidak satu pun firaun tertentu yang terbukti hidup pada zaman para nabi. Maurice Bucaille juga pernah menyebutkan Merneptah, putra Ramses II diduga sebagai bahwa firaun pada zaman Nabi Musa karena menemukan bekas garam di tubuh Merneptah, yang diperkirakan mati akibat tenggelam di Laut Merah.
Namun, ketika mengacu pada seni mumifikasi, ditemukan semua tubuh mumi mengandung Garam Natron sebagai agen utama mumifikasi. Garam Natron adalah campuran dari Natrium Klorida, Natrium Karbonat, Natrium Bikarbonat, dan Natrium Sulfat.