Kondisi Fisiologis Firaun Ramses II setelah Tenggelam di Laut Merah

Rabu, 07 Juni 2023 - 23:59 WIB
loading...
Kondisi Fisiologis Firaun Ramses II setelah Tenggelam di Laut Merah
Ramses II adalah firaun ketiga dari Dinasti ke-19 di Mesir yang sering dianggap sebagai salah satu penguasa terbesar dan paling terkenal. Foto/egypttoday
A A A
KAIRO - Ramses II adalah firaun ketiga dari Dinasti ke-19 di Mesir yang sering dianggap sebagai salah satu penguasa terbesar dan paling terkenal. Ramses II hidup sampai usia 96 enam tahun dan berkuasa selama 60 tahun.

Ramses II yang dikenal sebagai Userma'atre'setepenre atau Ozymandias atau Ramses Agung memerintah pada tahun 1279 sampai 1213 SM. Ramses II merupakan putra dari Firaun Seti 1 atau Sethos 1 yang berkuasa pada tahun 1294 hingga 1279 SM.

Ramses II memiliki keluarga yang sangat besar dengan banyak istrinya, salah satu istri yang sangat dia hormati adalah Nefertari. Ramses II memiliki lebih dari 200 istri dan selir, 96 putra dan 60 putri.



Makam Ramses II ditemukan di Lembah Para Raja, dekat tepi barat Sungai Nil, Kairo, Mesir. Proses eksplorasi kompleks makam Lembah Para Raja dilakukan pada tahun 1821, namun mumi Ramses II baru ditemukan tahun 1881.

“(Mumi Ramses II) Salah satu dari sedikit firaun yang tubuhnya sebagian besar masih utuh,” kata arkeolog Mesir Tony Robinson, dikutip SINDOnews dari laman express, Rabu (7/6/2023).

Lokasi makam Ramses II dikenal sebagai makam TT3BO, ruang pemakaman kuno ini terletak di sebelah Deir el-Bahri, di Nekropolis Theban, seberang kota modern Luxor. Tempat ini juga berisi peristirahatan terakhir Imam Besar Amun Pinedjem II, istrinya Nesikhons, dan anggota keluarga dekat lainnya.

Dikutip dari laman Britannica, mumi Ramses II berukuran tinggi lebih dari enam kaki (1,8 meter) dengan rahang yang kuat dan menonjol, hidung tipis dan bibir tebal. Dia menderita masalah gigi, radang sendi yang parah, dan pengerasan pembuluh darah dan, kemungkinan besar, meninggal karena usia tua atau gagal jantung.



Pada tahun 1975, Maurice Bucaille, seorang dokter Prancis yang memeriksa jenazah Ramses II menyimpulkan bahwa mumi firaun ini berisiko terkena jamur dan diperlukan perawatan untuk melestarikan mumi tersebut. Mumi Ramses II harus diterbangkan ke Prancis untuk mendapatkan perawatan.Pada tahun 1976, otoritas Mesir mengeluarkan paspor Mesir modern untuk Firaun Ramses II agar bisa masuk ke Prancis.

Mumi Ramses II mendarat di bandara Le Bourget pada 26 September 1976, disambut Menteri Luar Negeri Prancis, Alice Saunter-Seite. Penelitian di Museum Etnologi Paris secara efektif melindungi mumi Ramses II dari jamur, dan menegaskan Ramses II memiliki kulit cerah dan rambut merah keriting.

Menurut Maurice Bucaille, penyebab kematian firaun adalah tenggelam di laut. Bucaille pun memeluk agama Islam dan menulis buku The Bible, The Qur'an and Science, setelah mempelajari mumi firaun Ramses II.



Pada 14 Mei 2020, Ali Gomaa, sarjana Islam Mesir, menimbulkan kontroversi setelah mengatakan, ketika tes dilakukan pada tubuh Ramses II, mereka menemukan bahwa dia meninggal karena mati lemas. Gomaa juga menyatakan bahwa para ilmuwan menemukan rumput laut di dalam mayatnya, yang menunjukkan bahwa ini adalah firaun yang hidup pada zaman Musa.

Namun, arkeolog Mesir Zahi Hawass pada 20 Desember 2019 pernah mengulas hal ini dalam pidatonya dalam sebuah seminar. Dia mengatakan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian hanya berdasarkan hasil CT Scan, termasuk pada mumi Ramses II.

“Kami tidak dapat memastikan apakah Ramses II adalah Firaun Musa atau bukan. Tidak mungkin dengan CT scan mengetahui apakah mumi itu mati tenggelam atau tidak. Satu-satunya bagian yang bisa membuktikan penyebab kematian akibat tenggelam adalah paru-paru, namun organ itu tidak ditemukan di dalam mumi,” kata Hawass yang juga mantan kepala Kementerian Negara Purbakala Mesir.
Kondisi Fisiologis Firaun Ramses II setelah Tenggelam di Laut Merah


Menurut Hawass, identitas Firaun Mesir tidak pernah 100% terungkap. Dia juga menyebutkan bahwa Taurat menyebutkan bahwa Firaun Mesir adalah dua raja yang berbeda dan bukan satu. Ini bertentangan dengan ajaran Alquran karena menyebutkan Firaun Mesir sebagai satu orang.



Namun, menurut bukti arkeologis, tidak satu pun firaun tertentu yang terbukti hidup pada zaman para nabi. Maurice Bucaille juga pernah menyebutkan Merneptah, putra Ramses II diduga sebagai bahwa firaun pada zaman Nabi Musa karena menemukan bekas garam di tubuh Merneptah, yang diperkirakan mati akibat tenggelam di Laut Merah.

Namun, ketika mengacu pada seni mumifikasi, ditemukan semua tubuh mumi mengandung Garam Natron sebagai agen utama mumifikasi. Garam Natron adalah campuran dari Natrium Klorida, Natrium Karbonat, Natrium Bikarbonat, dan Natrium Sulfat.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2329 seconds (0.1#10.140)