Diklaim Berfungsi Normal, Ahli Tanam Ginjal Babi di Pasien Mati Otak

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 07:01 WIB
loading...
Diklaim Berfungsi Normal, Ahli Tanam Ginjal Babi di Pasien Mati Otak
Ahli Tanam Ginjal Babi di Pasien Mati Otak. FOTO/ AFP
A A A
NEW YORK - Ahli bedah di Amerika Serikat (AS) mencangkokkan ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik ke pasien yang mati otak dan organ itu dilaporkan berfungsi dengan baik setelah 32 hari.



Prosedur eksperimental terbaru adalah bagian dari bidang penelitian yang sedang berkembang yang bertujuan memajukan transplantasi lintas spesies menggunakan tubuh yang disumbangkan.

Penelitian dilakukan pada tubuh seorang pasien laki-laki berusia 57 tahun, Maurice Mo Miller, yang didiagnosis menderita kanker otak agresif dan sudah tidak sadarkan diri.

Organ ginjal diambil dari babi yang dibiakkan oleh perusahaan biotek berbasis Virginia, Revvicor.

Kawanan hewan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai sumber daging bagi individu yang hipersensitif terhadap molekul alfa-gal, alergi yang disebabkan oleh gigitan kutu.

"Kami telah mengedit secara genetis ginjal babi yang hidup dan berfungsi selama lebih dari sebulan di tubuh manusia,''

"Saya pikir ada cerita yang sangat menarik yang ada pada saat ini dan saya pikir itu semacam jaminan kebutuhan untuk memulai beberapa studi pendahuluan pada tubuh manusia yang hidup," kata Direktur Institut Transplantasi Langone NYU, Robert Montgomery.

Montgomery melakukan transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama ke manusia pada September 2021, diikuti dengan prosedur serupa pada November tahun yang sama.

Dia mengatakan transplantasi sebelumnya melibatkan hingga 10 modifikasi genetik tetapi percobaan terbaru hanya menggunakan teknik edit tunggal pada gen yang disebut penolakan hiperakut.

Ia menambahkan, timnya juga menanamkan kelenjar timus babi yang terletak di sekitar leher hewan tersebut untuk mendidik sistem kekebalan di lapisan luar ginjal.

Sementara itu, NYU Grossman School of Medicine Specialist, Adam Griesemer menjelaskan, teknik tersebut memungkinkan sistem imun dalam tubuh manusia belajar mengenali sel babi sebagai miliknya, sehingga mencegah penolakan dalam jangka panjang.

“Kedua ginjal pasien diangkat, lalu ginjal babi ditransplantasikan dan sekarang sudah mulai mengeluarkan urin.

“Pemantauan menunjukkan bahwa tingkat kreatinin dan limbah berada pada tingkat optimal, dan tidak ada bukti penolakan.

"Yang penting, tidak ada bukti sitomegalovirus babi yang dapat memicu kegagalan organ dan tim kami berencana untuk melanjutkan pemantauan selama satu bulan lagi," katanya.

Ada lebih dari 103.000 orang menunggu transplantasi organ di AS dengan 88.000 di antaranya membutuhkan ginjal.

Para ahli menganggap prosedur pembedahan sebagai langkah penting dalam upaya menutup celah donasi organ.

Pada bulan Januari tahun itu, ahli bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland melakukan transplantasi pertama jantung babi ke manusia yang masih hidup.

Namun pria itu meninggal dua bulan kemudian, diyakini karena infeksi cytomegalovirus pada hewan tersebut.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2135 seconds (0.1#10.140)