Mengungkap Proyek Thor, Senjata Rahasia Mematikan AS dari Luar Angkasa
loading...
A
A
A
Riset awal senjata kinetik hipersonik
Dalam perhitungan awal, batang tungsten yang dijatuhkan dari luar angkasa harus sepanjang 20 kaki dan berdiameter satu kaki. Sehingga saat dijatuhkan dari orbit, batang seberat 24.000 pon itu akan mencapai kecepatan hipersonik mendekati Mach 10 sebelum tumbukan dengan target sasaran. Daya rusak peledak berjuluk Tongkat Tuhan ini diharapkan lebih masif dari bom Lazy Dog yang sekadar menghancurkan kendaraan lapis baja ringan atau menembus bangunan.
Ekspektasinya, ledakan bom Tongkat Tuhan mampu menembus bungker yang berlokasi jauh di dalam tanah.
Kelebihan lain dari bom ini adalah tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan dan manusia di sekitar, seperti bom atom .
Ironisnya, meskipun sederhana, batang tungsten ini harganya akan sangat mahal, karena bobotnya berat. NASA memperkirakan, biayanya sekitar USD10.000 atau Rp152 juta untuk menempatkan satu pon tungsten ke orbit. Artinya, biaya totalnya sekitar USD240 juta atau Rp3,7 triliun untuk mendapatkan satu batang ke luar angkasa. Di tahun 1960-an, dengan teknologi roket saat itu, harganya bisa lebih mahal.
Seperti senjata Perang Dingin lainnya, konsep Tongkat Tuhan tidak pernah mencapai hasil, tetapi tidak sepenuhnya sia-sia. Setelah 9/11, ketika pasukan Amerika memburu Al Qaeda di pegunungan Afghanistan, konsep senjata hipersonik penghancur bunker hipersonik dipakai.
Konsep senjata yang tidak akan usang
Konsep Hypervelocity Rod Bundles (HRB) sederhanya hanya menjatuhkan bom dari jaringan satelit di luar angkasa ke target di Bumi. Militer AS memperkirakan senjata semacam itu dapat dikerahkan dalam hitungan menit, jauh lebih cepat dari rudal balistik antarbenua konvensional.
Konsep HRB tidak pernah diimplementasikan dalam kapasitas resmi, karena biaya yang mahal. Namun, para ilmuwan China mengkaji konsep senjata hipersonik kinetik dan temuan awal mereka sangat mengejutkan.
Para peneliti di North University of China di Taiyuan, provinsi Shanxi bekerja sama dengan Intelligent Weapon Research Institute, berhasil mendorong kecepatan batang tungsten hingga kecepatan hingga 6.700 mph, hampir sembilan kali kecepatan suara.
Temuan ini menunjukkan, pada tumbukan dengan bunker beton, jumlah energi kinetik yang dilepaskan akan menciptakan gelombang kejut bertekanan tinggi. Hasilnya, mampu mengubah target dari massa padat menjadi plasma alias mencairkan target.
Dalam perhitungan awal, batang tungsten yang dijatuhkan dari luar angkasa harus sepanjang 20 kaki dan berdiameter satu kaki. Sehingga saat dijatuhkan dari orbit, batang seberat 24.000 pon itu akan mencapai kecepatan hipersonik mendekati Mach 10 sebelum tumbukan dengan target sasaran. Daya rusak peledak berjuluk Tongkat Tuhan ini diharapkan lebih masif dari bom Lazy Dog yang sekadar menghancurkan kendaraan lapis baja ringan atau menembus bangunan.
Ekspektasinya, ledakan bom Tongkat Tuhan mampu menembus bungker yang berlokasi jauh di dalam tanah.
Kelebihan lain dari bom ini adalah tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan dan manusia di sekitar, seperti bom atom .
Ironisnya, meskipun sederhana, batang tungsten ini harganya akan sangat mahal, karena bobotnya berat. NASA memperkirakan, biayanya sekitar USD10.000 atau Rp152 juta untuk menempatkan satu pon tungsten ke orbit. Artinya, biaya totalnya sekitar USD240 juta atau Rp3,7 triliun untuk mendapatkan satu batang ke luar angkasa. Di tahun 1960-an, dengan teknologi roket saat itu, harganya bisa lebih mahal.
Seperti senjata Perang Dingin lainnya, konsep Tongkat Tuhan tidak pernah mencapai hasil, tetapi tidak sepenuhnya sia-sia. Setelah 9/11, ketika pasukan Amerika memburu Al Qaeda di pegunungan Afghanistan, konsep senjata hipersonik penghancur bunker hipersonik dipakai.
Konsep senjata yang tidak akan usang
Konsep Hypervelocity Rod Bundles (HRB) sederhanya hanya menjatuhkan bom dari jaringan satelit di luar angkasa ke target di Bumi. Militer AS memperkirakan senjata semacam itu dapat dikerahkan dalam hitungan menit, jauh lebih cepat dari rudal balistik antarbenua konvensional.
Konsep HRB tidak pernah diimplementasikan dalam kapasitas resmi, karena biaya yang mahal. Namun, para ilmuwan China mengkaji konsep senjata hipersonik kinetik dan temuan awal mereka sangat mengejutkan.
Para peneliti di North University of China di Taiyuan, provinsi Shanxi bekerja sama dengan Intelligent Weapon Research Institute, berhasil mendorong kecepatan batang tungsten hingga kecepatan hingga 6.700 mph, hampir sembilan kali kecepatan suara.
Temuan ini menunjukkan, pada tumbukan dengan bunker beton, jumlah energi kinetik yang dilepaskan akan menciptakan gelombang kejut bertekanan tinggi. Hasilnya, mampu mengubah target dari massa padat menjadi plasma alias mencairkan target.