Terungkap, Ada Lautan Luas Tersembunyi di Bawah Kerak Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satu demi satu misteri alam terus terkuak. Kali ini datang dari Bumi tempat kita berpijak. Jauh di bawah sana ternyata terdapat semacam samudra nan luas, mengandung lebih banyak air ketimbang di permukaan Bumi.
Persediaan air dalam jumlah besar sekitar 400 mil di bawah tanah ini tersimpan dalam batuan yang dikenal sebagai 'ringwoodite'.
Para ilmuwan sebelumnya menemukan bahwa air disimpan di dalam batuan mantel dalam bentuk seperti spons, yang bukan berbentuk cair, padat, atau gas, melainkan dalam bentuk keempat.
“Ringwoodit itu seperti spons, menyerap air, ada sesuatu yang sangat istimewa pada struktur kristal ringwoodit yang memungkinkannya menarik hidrogen dan memerangkap air,” kata ahli geofisika Steve Jacobsen dalam makalah ilmiah berjudul Dehidrasi Mencair di Bagian Atas Mantel Bawah, dikutip dari Indy 100, Sabtu (9/9/2023).
Mineral ini, kata dia, dapat mengandung banyak air dalam kondisi mantel dalam.
"Saya pikir kita akhirnya melihat bukti adanya siklus air di seluruh bumi, yang mungkin membantu menjelaskan banyaknya air cair di permukaan planet yang dapat dihuni. Para ilmuwan telah mencari air dalam yang hilang ini selama beberapa dekade," ujarnya.
Para ilmuwan membuat temuan ini setelah mempelajari gempa bumi dan menemukan bahwa seismometer menangkap gelombang kejut di bawah permukaan bumi.
Dari situ, mereka memastikan bahwa air tertahan di batu yang disebut ringwoodite. Jika batuan tersebut hanya mengandung 1 persen air, berarti terdapat tiga kali lebih banyak air di bawah permukaan bumi dibandingkan dengan jumlah air di lautan di permukaan.
Ini juga bukan satu-satunya penemuan signifikan yang dilakukan para ilmuwan baru-baru ini. Faktanya, para peneliti menemukan ekosistem yang benar-benar baru ketika membalik kerak gunung berapi dengan bantuan robot bawah air, menunjukkan hingga saat ini, alam masih memiliki lebih banyak rahasia untuk digali.
Persediaan air dalam jumlah besar sekitar 400 mil di bawah tanah ini tersimpan dalam batuan yang dikenal sebagai 'ringwoodite'.
Para ilmuwan sebelumnya menemukan bahwa air disimpan di dalam batuan mantel dalam bentuk seperti spons, yang bukan berbentuk cair, padat, atau gas, melainkan dalam bentuk keempat.
“Ringwoodit itu seperti spons, menyerap air, ada sesuatu yang sangat istimewa pada struktur kristal ringwoodit yang memungkinkannya menarik hidrogen dan memerangkap air,” kata ahli geofisika Steve Jacobsen dalam makalah ilmiah berjudul Dehidrasi Mencair di Bagian Atas Mantel Bawah, dikutip dari Indy 100, Sabtu (9/9/2023).
Mineral ini, kata dia, dapat mengandung banyak air dalam kondisi mantel dalam.
"Saya pikir kita akhirnya melihat bukti adanya siklus air di seluruh bumi, yang mungkin membantu menjelaskan banyaknya air cair di permukaan planet yang dapat dihuni. Para ilmuwan telah mencari air dalam yang hilang ini selama beberapa dekade," ujarnya.
Para ilmuwan membuat temuan ini setelah mempelajari gempa bumi dan menemukan bahwa seismometer menangkap gelombang kejut di bawah permukaan bumi.
Dari situ, mereka memastikan bahwa air tertahan di batu yang disebut ringwoodite. Jika batuan tersebut hanya mengandung 1 persen air, berarti terdapat tiga kali lebih banyak air di bawah permukaan bumi dibandingkan dengan jumlah air di lautan di permukaan.
Ini juga bukan satu-satunya penemuan signifikan yang dilakukan para ilmuwan baru-baru ini. Faktanya, para peneliti menemukan ekosistem yang benar-benar baru ketika membalik kerak gunung berapi dengan bantuan robot bawah air, menunjukkan hingga saat ini, alam masih memiliki lebih banyak rahasia untuk digali.
(msf)