Berapa Kecepatan Peluru? Ini Jawabannya

WASHINGTON - Pernah tahu berapa kecepatan peluru setelah ditembakan? Ternyata jawabannya bergantung pada desain peluru dan senjatanya. Termasuk berbagai faktor lingkungan ikut mempengaruhi.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan peluru ketika ditembakkan dari senjata, secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu balistik internal dan balistik eksternal. Masuk dalam kategori balistik internal, adalah jenis propelan, berat peluru, dan bentuk serta panjang laras senjata.

Sedangkan balistik eksternal, di antaranya gaya yang diberikan oleh angin, gravitasi, dan lintasan saat proyektil ditembakkan. Kemudian kedua faktor itu dimasukkan ke dalam kategori ketiga, yang disebut balistik terminal, yang menggambarkan perilaku peluru ketika mengenai sasaran.



Michael Haag, seorang ilmuwan forensik dan pendiri Konsultan Ilmu Forensik, mengatakan bahwa kebanyakan peluru terbuat dari logam berat seperti timah, dilapisi kuningan atau tembaga. Perpaduan massa logam ini membantu peluru mempertahankan momentumnya.

“Begitu bubuk mesiu menyala, maka terbakar dengan sangat cepat, menghasilkan gas yang mendorong peluru ke dalam laras. Ini benar-benar sebuah keajaiban teknik kimia,” kata Haag kepada Live Science, Minggu (10/9/2023).

Saat bergerak menuju moncongnya, peluru tersebut menggesek sisi laras, sehingga menimbulkan gesekan. Namun, senjata dengan laras yang lebih panjang menghasilkan tembakan tercepat.

“Laras merupakan faktor pembatas terbesar pada kecepatan. Semakin panjang larasnya, semakin jauh jarak gas untuk membangun kecepatan, dan semakin cepat peluru meninggalkan larasnya,” kata Stephanie Walcott, ilmuwan forensik di Virginia Commonwealth University.



Karena alasan ini, senapan cenderung menghasilkan kecepatan paling tinggi. Senapan dimaksudkan untuk digunakan dalam jarak jauh, dan peluru yang ditembakkan dapat menempuh jarak sejauh 3,2 kilometer.

Untuk mencapai tembakan tersebut, peluru senapan dirancang agar bersifat aerodinamis, menjadikannya lebih panjang, lebih tipis, dan lebih berat daripada peluru pistol. Pabrikan senjata terkadang menambahkan tonjolan heliks ke bagian dalam laras agar peluru berputar sehingga menstabilkan peluncurannya.


Fitur kolektif ini berarti bahwa peluru senapan, seperti peluru Remington 223, meninggalkan moncongnya dengan kecepatan hingga 4.390 km/jam. Kecepatan ini setara untuk menempuh jarak 11 lapangan sepak bola dalam satu detik.

Sebagai perbandingan, peluru dari pistol Luger 9mm dapat menempuh setengah jarak tersebut dengan kecepatan hingga 2.200 km/jam. Sedangkan senapan AK-47, salah satu senjata api paling umum di dunia, menembakkan peluru dengan kecepatan sekitar 2.580 km/jam.



Di antara gaya-gaya yang bekerja pada peluru setelah ditembakkan adalah hambatan udara, gravitasi, dan gerak giroskopik. “Peluru akan berjalan lurus untuk sementara waktu, dan kemudian akan mulai menurun dipengaruhi lingkungan di sekitarnya,” kata Walcott.