Ilmuwan Ciptakan Robot Terminator dengan Kulit Mirip Manusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan tengah melakukan riset terbaru untuk menciptakan robot Terminator dengan kulit mirip manusia yang bisa merasakan rangsangan sentuhan dan cahaya. Kulit hidup tersebut dibuat dari jamur.
Dalam makalah berjudul Fungal Skin for Robots, para peneliti menggambarkan ciptaannya sebagai entitas bio-cybernetic.
Dikutip dari The Sun, Senin (18/9/2023), para ilmuwan terinspirasi film fiksi ilmiah klasik tahun 1984 dalam menciptakan kulit yang dapat terurai secara hayati yang memungkinkan robot merasakan sensasi fisik. Teknologi miselium, yang melibatkan struktur akar jamur, digunakan untuk membuat kulit tiruan.
“Miselium, yang dibudidayakan menggunakan teknik yang sudah ada, tumbuh secara homogen di permukaan model cyborg, menunjukkan reaktivitas yang kuat terhadap berbagai rangsangan seperti paparan cahaya dan sentuhan,” tulis para peneliti.
Studi ini belum ditinjau oleh jurnal, namun dapat ditemukan di situs Research Square.
Teknologi miselium diharapkan dapat dikombinasikan dengan gadget untuk menciptakan robot sensitif yang dapat mendeteksi hal-hal seperti cahaya dan sentuhan.
Saat ini sensor elektronik sudah ada yang dapat mendeteksi cahaya, sentuhan, kelembapan, dan perubahan suhu. Namun, bahan ini biasanya sulit dibuat dan dibuat menggunakan bahan yang tidak dapat terurai secara hayati seperti silikon.
Dikutip dari New Scientist, peneliti Antoni Gandia dan Andrew Adamatzky mengatakan kulit jamur lebih mudah diproduksi dan dapat mendeteksi lebih banyak hal dengan lebih baik.
"Ada adegan di The Terminator di mana mereka menanamkan kulit pada robot. Kulit itu berada di luar dirinya, namun ia melaporkan data ke robot dan melakukan perbaikan otomatis. Kami ingin menunjukkan bahwa kami sudah bisa melakukan hal seperti itu,” ujarnya.
Model Terminator yang digunakan dalam percobaan hanya setinggi 18 sentimeter. Robot ini ditutupi oleh jamur, yang tumbuh selama beberapa hari sehingga terciptalah kulit. Kemudian, para ilmuwan memasang elektroda dan membuktikan bahwa jamur dapat bereaksi terhadap rangsangan.
Para peneliti berharap eksperimen ini dapat membantu menciptakan sensor futuristik di masa depan.
Dalam makalah berjudul Fungal Skin for Robots, para peneliti menggambarkan ciptaannya sebagai entitas bio-cybernetic.
Dikutip dari The Sun, Senin (18/9/2023), para ilmuwan terinspirasi film fiksi ilmiah klasik tahun 1984 dalam menciptakan kulit yang dapat terurai secara hayati yang memungkinkan robot merasakan sensasi fisik. Teknologi miselium, yang melibatkan struktur akar jamur, digunakan untuk membuat kulit tiruan.
“Miselium, yang dibudidayakan menggunakan teknik yang sudah ada, tumbuh secara homogen di permukaan model cyborg, menunjukkan reaktivitas yang kuat terhadap berbagai rangsangan seperti paparan cahaya dan sentuhan,” tulis para peneliti.
Studi ini belum ditinjau oleh jurnal, namun dapat ditemukan di situs Research Square.
Teknologi miselium diharapkan dapat dikombinasikan dengan gadget untuk menciptakan robot sensitif yang dapat mendeteksi hal-hal seperti cahaya dan sentuhan.
Saat ini sensor elektronik sudah ada yang dapat mendeteksi cahaya, sentuhan, kelembapan, dan perubahan suhu. Namun, bahan ini biasanya sulit dibuat dan dibuat menggunakan bahan yang tidak dapat terurai secara hayati seperti silikon.
Dikutip dari New Scientist, peneliti Antoni Gandia dan Andrew Adamatzky mengatakan kulit jamur lebih mudah diproduksi dan dapat mendeteksi lebih banyak hal dengan lebih baik.
"Ada adegan di The Terminator di mana mereka menanamkan kulit pada robot. Kulit itu berada di luar dirinya, namun ia melaporkan data ke robot dan melakukan perbaikan otomatis. Kami ingin menunjukkan bahwa kami sudah bisa melakukan hal seperti itu,” ujarnya.
Model Terminator yang digunakan dalam percobaan hanya setinggi 18 sentimeter. Robot ini ditutupi oleh jamur, yang tumbuh selama beberapa hari sehingga terciptalah kulit. Kemudian, para ilmuwan memasang elektroda dan membuktikan bahwa jamur dapat bereaksi terhadap rangsangan.
Para peneliti berharap eksperimen ini dapat membantu menciptakan sensor futuristik di masa depan.
(msf)